Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penanggulangan HIV/AIDS di Kota Bukittinggi Ada di Hilir

2 Juli 2023   15:00 Diperbarui: 2 Juli 2023   15:16 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matriks: Sifat dan kondisi hubungan seksual terkait dengan risiko penularan HIV/AIDS. (Sumber: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap/AIDS Watch Indonesia)

(c) Laki-laki dan perempuan yang pernah atau sering memakai jarum suntik secara bergantian dengan bergiliran pada penyalahgunaan Narkotika.

(d) Laki-laki dan perempuan yang pernah atau sering menerima transfusi darah yang tidak diskrining HIV.

Kedua, HIV/AIDS bukan penyakit. HIV adalah virus, sedangkan AIDS adalah kondisi seseorang yang tertular HIV pada kurun waktu tertentu, secara statistik antara 5-15 tahun setelah tertular HIV jika tidak menjalani pengobatan dengan obat antiretroviral (ART).

Ada pula pernyataan: Penyakit HIV/AIDS adalah suatu penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh manusia menjadi lemah melawan infeksi.

Pernyataan di atas tidak akurat karena HIV/AIDS bukan penyakit dan tidak menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

Sebagai virus, HIV menggandakan diri di sel-sel darah putih manusia sehingga sel-sel tersebut rusak yang mempengaruhi sistem kekebalan. Virus yang digandakan akan mencari sel lain begitu setersunya sehingga kian banyak sel darah putih yang rusak sehingga sistem kekebalan tubuh rendah.

Dalam kondisi itulah infeksi oportunistik, seperti diare, TBC dan lain-lain mudah menginfeksi pengidap HIV/AIDS. Perlu diketahui penyakit-penyakit infeksi oportunistik itulah yang menjadi penyebab kematian pengidap HIV/AIDS.

Yuhelmi, tenaga medis di RSUD dr Achmad Mochtar, Bukittinggi, Sumbar, mengatakan: "Penyebab banyaknya korban HIV/AIDS di Bukittinggi dikarenakan kurangnya pendidikan tentang dampak dari seks bebas kepada anak-anak muda saat ini, dikarenakan korban terjangkit penyakit ini kebanyakan remaja."

Tidak ada kaitan antara 'seks bebas' dengan penularan HIV/AIDS karena penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual (seks bebas, zina, melacur, selingkuh), tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual (salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom).

Matriks: Sifat dan kondisi hubungan seksual terkait dengan risiko penularan HIV/AIDS. (Sumber: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap/AIDS Watch Indonesia)
Matriks: Sifat dan kondisi hubungan seksual terkait dengan risiko penularan HIV/AIDS. (Sumber: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap/AIDS Watch Indonesia)

Penyebutan " .... korban terjangkit penyakit ini kebanyakan remaja" tidak akurat. Yang perlu diingat adalah kasus HIV/AIDS banyak terdeteksi pada remaja merupakan realitas sosial yang realistis karena pada usia itu libido berupa hasrat seksual mereka tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun