Penanggulangan HIV/AIDS di sektor akses layanan adalah langkah di hilir pada epidemi HIV/AIDS yang tidak menghentikan insiden infeksi HIV baru di hulu
Target revisi raperda tersebut, jelas Huda (Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana-pen.), untuk makin meningkatkan akses layanan penanganan HIV/AIDS. Ini ada dalam berita "Raperda Penanggulangan HIV/AIDS Digodok DPRD DIY, Sudah Ada 6.214 Kasus HIV" di jogjapolitan.harianjogja.com (26/10-2022).
Akses layanan, seperti tes HIV, pemberian obat antiretroviral, mencegah penularan HIV dari-ibu-ke-bayi yang dikandungnya dan dukungan adalah langkah di hilir dalam epidemi HIV/AIDS.
Itu artinya Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membiarkan warganya tertular HIV/AIDS (di hulu). Seberapa canggihpun akses layanan di hilir tidak akan menurunkan insiden infeksi HIV di hulu.
Baca juga: Menunggu Pasal yang Bisa Tutup Pintu Masuk HIV/AIDS di Perda AIDS Yogyakarta yang Baru
Insiden infeksi HIV baru bisa terjadi setiap saat, terutama pada laki-laki dewasa, melalui perilaku seksual yang berisiko tertular HIV/AIDS, yaitu:
(1). Laki-laki dewasa heteroseksual yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal dan seks oral), di dalam nikah, dengan perempuan yang berganti-ganti yang tidak diketahui status HIV-nya dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom,
(2). Perempuan dewasa heteroseksual yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal dan seks oral), di dalam nikah, dengan laki-laki yang berganti-ganti yang tidak diketahui status HIV-nya dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom,
(3). Laki-laki dewasa heteroseksual yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal dan seks oral), di luar nikah, dengan perempuan yang berganti-ganti yang tidak diketahui status HIV-nya dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom,
(4). Perempuan dewasa heteroseksual yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal dan seks oral), di luar nikah, dengan laki-laki yang berganti-ganti yang tidak diketahui status HIV-nya dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom,