Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Indonesia Terus Ngotot Sebut Seks Bebas Sebagai Penyebab HIV/AIDS?

17 Oktober 2022   11:23 Diperbarui: 17 Oktober 2022   16:00 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Sumber: timesofindia.indiatimes.com)

Seks bebas adalah jargon moral yang mengabaikan fakta tentang cara-cara penularan HIV/AIDS dengan pijakan fakta medis yang justru menyuburkan mitos

Informasi tentang cara-cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS dengan pijakan fakta medis sudah diperkenalkan sejak 35 tahun yang lalu yaitu di awal epidemi HIV/AIDS.

Tapi, sampai sekarang banyak kalangan, termasuk pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dinas kesehatan (provinsi, kabupaten dan kota), aktivis dan media (media massa dan media online/portal berita) tak terkecuali situs kesehatan dan artikel ilmiah mengabaikan fakta medis dan menyuburkan mitos (anggapan yang salah) tentang cara-cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS.

Lihat saja beberapa judul berita di bawah ini:

  • Seks Bebas Jadi Faktor Utama Penularan HIV/AIDS
  • 92 Orang di Cimahi Tertular HIV/AIDS Akibat Seks Bebas
  • Sejumlah Remaja Tulungagung Terinfeksi HIV/AIDS karena Seks Bebas, Ini Faktanya
  • Kasus HIV AIDS Meningkat, Warga Cilegon Dihimbau Tidak Seks Bebas, Gonta-ganti Pasangan dan Narkoba Suntik
  • Hasil Penelitian, LGBT dan Seks Bebas Picu HIV-AIDS di Kota Malang Meningkat
  • Pergaulan Seks Bebas Bisa Tularkan HIV, Ini Penjelasannya
  • KPA Tulungagung sebut sejumlah remaja terinfeksi HIV/AIDS karena seks bebas
  • Pengaruh Seks Bebas Pada Remaja Terhadap Meningkatnya Resiko Terjadinya HIV/AIDS
  • Lebih dari 1.000 Orang di Bandung Kena HIV, Akibat Free Sex-Narkoba
  • HIV/AIDS Meningkat di Mahasiswa, Ini Bahaya Pergaulan Bebas dalam Kajian Keislaman
  • Seks Bebas, 85 Kasus HIV/AIDS di Sulbar
  • Bahaya Seks Bebas: Dari HIV/AIDS sampai Mandul
  • Seks Bebas Penyebab Tingginya Penularan AIDS Tulungagung

Kalau seks sebas (baca: zina, seks di luar nikah) merupakan penyebab HIV/AIDS, maka semua orang yang pernah melakukan seks bebas sudah mengidap HIV/AIDS. Seperti pasangan suami-istri yang menikah karena hamil duluan tentulah mereka sudah melakukan seks bebas, Itu artinya jika mengikuti pernyataan 'seks bebas penyebab AIDS,' maka semua pasangan suami istri yang hamil duluan adalah pengidap HIV/AIDS.

Fakta tentang cara penularan IHV/AIDS bukan karena sifat hubungan seksual (seks bebas, zina, melacur, selingkuh, dan lain-lain), tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom (lihat matriks sifat dan hubungan seksual terkait penularan HIV/AIDS).

Matriks: Sifat Hubungan Seksual dan Kondisi Saat Terjadi Hubungan Seksual Terkait Risiko Penularan HIV/AIDS. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)
Matriks: Sifat Hubungan Seksual dan Kondisi Saat Terjadi Hubungan Seksual Terkait Risiko Penularan HIV/AIDS. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

'Seks bebas' sebagai jargon moral menyuburkan konotasi. Dalam sebuah 'debat' di Facebook, misalnya, penulis diserang beberapa cewek terkait dengan 'seks bebas.' Saya ajak mereka membayangkan 10 teman pria. Berapa yang pernah 'seks bebas'?

Salah seorang menyergah saya: Maaf, ya teman-teman cowok saya tidak pernah begituan (maksudnya: seks bebas-pen.) di tempat pelacuran."

Ketika saya tanya apakah dari 10 teman cowok itu tidak ada yang pernah melakukan hubungan seksual dengan pacarnya?

Eh, semua cewek yang menyerang saya menghapus pertemanan. Nah, bagi mereka 'seks bebas' adalah zina dengan PSK di tempat pelacuran, kalau suka sama suka bukan 'seks bebas.'

Maka dari itu pemakaian 'seks bebas' menghambat penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia.

Baca juga: Seks Bebas Jargon yang Jadi Kontra Produktif terhadap Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

Maka, sudah saatnya informasi tentang cara-cara penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual disampakan secara faktual bukan dengan bumbu moral yang justru menenggelamkan fakta medis dan menyuburkan mitos.

Tapi, agaknya pemerintah tetap berpegang pada mitos daripada menyampaikan fakta. Buktinya, di situs resmi pemerintah, dalam hal ini Kemenkes, tertulis: "PENCEGAHAN PENULARAN HIV Dengan ABCD ABSTINENCE Hindari Seks Bebas."

Ilustrasi: Situs https://hivaids-pimsindonesia.or.id/download (Dok Syaiful W. Harahap/Repro)
Ilustrasi: Situs https://hivaids-pimsindonesia.or.id/download (Dok Syaiful W. Harahap/Repro)

Laporan resmi jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS yang dipublikasikan melalui situs siha.kemkes.go.id baru sampai 31 Desember 2021 yaitu sebanyak 591.943 yang terdiri atas 456.453 HIV dan 135.490 AIDS.

Tentu saja angka ini tidak menggambarkan jumlah kasus yang sebenarnya di masyarakat karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es.

Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan atau terdeteksi digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut (Lihat gambar).

Matriks: Fenomena Gunung Es pada epidemi HV/AIDS. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)
Matriks: Fenomena Gunung Es pada epidemi HV/AIDS. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Selain jumlah kasus yang terus bertambah, persoalan besar adalah infeksi HIV baru tidak semuanya terdeteksi sehingga warga, terutama laki-laki dewasa, jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Indonesia merupakan negara keempat di dunia dengan pertambahan kasus HIV/AIDS terbanyak berdasarkan data tahun 2018 setelah China, Rusia dan India yaitu 78.000 infeksi HIV baru per tahun (aidsmap.com, 4/9-2018).

Apakah kita akan membiarkan Indonesia jadi 'afrika kedua' hanya untuk menonjolkan moralitas yang semu? *

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun