Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seks Aman Terminologi yang Faktual Terkait dengan Pencegahan IMS dan HIV/AIDS

9 Oktober 2022   00:07 Diperbarui: 9 Oktober 2022   00:07 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu penularan HIV melalui hubungan seksual yang melibatkan organ reproduksi, tapi infeksi HIV tidak terjadi pada organ-organ reproduksi melaikan di darah.

Disebutkan 'memeriksakan kesehatan organ reproduksi' secara rutin. Jika terdeteksi mengidap IMS itu artinya perilaku seksual mereka bersiko. Maka, yang diperlukan bukan 'memeriksakan kesehatan organ reproduksi' secara rutin, tapi melakukan pencegahan di hulu agar tidak tertular IMS yaitu dengan menerapkan 'seks (yang) aman.'

Seks (yang lebih) aman merupakan upaya melindungi diri agar tidak tertular HIV/AIDS dan IMS. 'Seks aman' membuat seseorang tetap sehat karena terhindar dari HIV/AIDS dan IMS. Bahkan, hubungan seksual pun lebih nyaman karena terhindar dari risiko tertular HIV/AIDS atau IMS.

IMS adalah infeksi menular seksual yaitu penyakit-penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, antara pengidap IMS ke orang lain dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, yaitu: kencing nanah (GO), raja singa (sifilis), klamdia, jengger ayam, virus hepatitis B, virus kanker serviks, trikomona, herpes genitalis, dan kutil kelamin)

Ada lagi pernyataan: Begitu pula dengan setia pada satu pasangan, ini juga menjadi salah satu perilaku seksual bertanggung jawab.

Masalahnya, sebelum saling setia ada yang sudah pernah setia dengan pasangan lain dengan kondisi yang tidak diketahui perilaku seksual pasangan mereka sebelumnya.

Seperti yang dialami seorang guru agama di Sumatera Utara (Sumut) ini. Dia heran karena anak keduanya lahir dengan HIV/AIDS padahal dia dan istrinya tidak pernah melakukan perilaku seksual berisiko. Darimana guru agama itu tertular HIV/AIDS?

Simak artikel ini: Guru Agama Ini Kebingungan Karena Anak Keduanya Lahir dengan HIV/AIDS

Lagi pula ada agama yang membenarkan mempunyai istri lebih dari satu sehingga tidak mungkin lagi setia dengan satu pasangan.

Maka, bukan setia atau tidak setia, tapi apakah pasangan itu melakukan 'seks aman' jika melakukan hubungan seksual di dalam atau luar pernikahan mereka dengan pasangan yang tidak diketahui status HIV-nya. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun