Dilaporkan dua perempuan pemijat di Kab Berau, Kaltim, idap HIV/AIDS sehingga laki-laki yang pernah atau sering seks dengan pemijat dianjurkan tes HIV
"Masyarakat Kabupaten Berau, Kalimantan Timur diminta mewaspadai penyebaran penyakit HIV/AIDS." Ini ada dalam berita "Duh, Pengidap HIV di Kabupaten Berau Bekerja di Panti Pijat Plus-Plus" di liputan6.com (9/9-2022).
Padahal, seperti disebutkan dalam berita ada pengidap HIV/AIDS yang bekerja di panti pijat.
Dilaporkan oleh Dinkes Berau dari tahun 2020 sampai 2022 sudah banyak 60 warga terdeteksi mengidap HIV/AIDS yang tersebar di berbagai wilayah di Berau.
Namun, perlu diingat bahwa jumlah kasus yang dilaporkan (60) tidak menggambarkan jumlah kasus yang sebenarnya di masyarakat karena karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es.
Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan atau terdeteksi digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut (Lihat gambar).
Maka, jika memakai paradigma berpikir yang jernih bukan meminta mewaspadai penyebaran penyakit HIV/AIDS, tapi menganjurkan agar laki-laki yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan pemijat supaya segera menjalani tes HIV.
Soalnya, kalau ada di antara laki-laki heteroseksual yang tertular HIV/AIDS dari pemijat, maka mereka jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat.
Yang beristri akan menularkan HIV/AIDS ke istrinya yang selanjutnya menularkan HIV/AIDS kepada bayi yang dikandung istrinya kelak. Bahkan, ada laki-laki yang beristri lebih dari satu sehingga jumlah perempuan yang berisiko tertular HIV/AIDS pun kian banyak.