(9). Laki-laki dewasa homoseksual yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks anal dan seks oral) dengan pasangan yang berganti-ganti yang tidak diketahui status HIV-nya dengan kondisi yang menganal tidak memakai kondom,Â
(10). Laki-laki dewasa biseksual yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks anal, seks vaginal dan seks oral) dengan laki-laki atau perempuan yang berganti-ganti yang tidak diketahui status HIV-nya dengan kondisi tidak memakai kondom.Â
Disebutkan pula dalam berita: Sederhananya, pengertian seks bebas yang biasa dikenal di masyarakat Indonesia adalah perilaku seksual yang dilakukan di luar nikah. Dan di dalam praktiknya, hal tersebut bisa terjadi antara satu pasangan atau satu orang dengan berganti-ganti pasangan.
Coba simak perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS di atas tidak selalu terkait engan hubungan seksual di luar nikah.
Disebutkan pula: Dampak Seks Bebas. Seks bebas sering dikaitkan sebagai perilaku seks yang berisiko tinggi terkena infeksi menular seksual atau IMS. IMS ini ditularkan dari satu orang ke orang lainnya melalui aktivitas seks, baik melalui vaginal, oral, ataupun anal.
IMS adalah infeksi menular seksual yaitu penyakit-penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, antara pengidap IMS ke orang lain dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, yaitu: kencing nanah (GO), raja singa (sifilis), klamdia, jengger ayam, virus hepatitis B, virus kanker serviks, trikomona, herpes genitalis, dan kutil kelamin.
Lagi-lagi pernyataan di atas ngawur karena risiko penularan IMS bukan karena sifat hubungan seksual (seks bebas), tapi kondisi saat terjadi hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, yaitu salah satu atau keduanya mengidap IMS dan laki-laki tidak memakai kondom.
Ini judul berita di http://kkn.undip.ac.id/?p=319002 (10/8-2022): MILENIAL RAWAN SEX BEBAS! Mahasiswa KKN TIM II UNDIP Selenggarakan Penyuluhan "Bahaya Seks Bebas" kepada Karang Taruna Kelurahan Bugel Salatiga.
Jika 'seks bebas' dalam pernyataan di atas dimaksudkan hubungan seksual di luar nikah, maka pernyataan itu tidak bertumpu pada realitas sosial.
Selain itu tidak ada perbandingan dengan 'seks bebas' di kalangan dewasa yang bisa dilihat dengan indikator kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga.
Di tempat-tempat pelacuran laki-laki yang paling banyak adalah dari kalangan dewasa dan beistri. Sebuah studi di Surabaya awal tahun 1990-an menunjukkan pelanggan waria umumnya laki-laki beristri.