Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Risiko Tertular HIV/AIDS Tidak Semata-mata karena Kegiatan Amoral

21 September 2022   14:28 Diperbarui: 21 September 2022   14:39 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Sumber: terakurat.com)

Tampaknya, banyak kalangan termasuk wartawan yang tidak paham tentang jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS. Sebanyak 414 kasus HIV/AIDS yang terdeteksi pada mahasiswa di Bandung itu merupakan kumulatif dalam kurun wktu 31 tahun sehingga setiap tahun hanya ada 13,35 kasus atau 1,11 kasus per bulan.

Baca juga: 414 Mahasiswa Bandung yang Tertular HIV/AIDS Ternyata Terjadi pada Rentang Waktu Selama 30 Tahun

Itu kasus sangat-sangat rendah jika dibandingkan dengan jenis pekerjaan lain. Laporan siha.kemkes.go.id menunjukkan dari tahun 1987 -- Desember 2021 jumlah kasus AIDS di Indonesia pada anak sekolah dan mahasiswa (3.477) justru lebih sedikit dibandingkan dengan karyawan (22.382) dan ibu rumah (19.356).

Secara empiris kasus HIV/AIDS pada anak sekolah dan mahasiswa ada di terminal terakhir karena mereka tidak punyai istri. Bandingkan dengan 19.356 suami yang menularan HIV/AIDS ke istrinya yang bermuara pada bayi yang mereka lahirkan kelak dengan HIV/AIDS jika tidak ditangani dokter.

Di lain sisi 19.356 suami itu bisa jadi ada yang punya istri lebih dari satu, punya pacar, selingkuhan dan pelanggan pekerja seks komersial (PSK). Laporan KPA Nasional, misalnya, hingga akhir tahun 2012 ada 6,7 juta pria Indonesia yang menjadi pelanggan PSK. Dari jumlah itu 4,9 juta di antaranya mempunyai istri (bali.antaranews.com, 9/4-2013).

Penyebaran HIV/AIDS di Indonesia kian parah karena 19.356 suami itu tidak tes HIV. Maka, mereka jadi penyebar HIV/AIDS di Indonesia, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Banyak wartawan yang tidak mencari perbandingan, misalnya kasus HIV/AIDS pada pelajar dan mahasiswa di 'Kota Pelajar' Yogyakarta atau di kota-kota tempat kampus ternama yang banyak mahasiswanya.

Penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bisa terjadi bukan karena sifat hubungan seksual (seks bebas, pergaulan bebas, zina, seks pranikah, selingkuh, melacur, homoseksual dan lain-lain), tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual yaitu salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak pakai kondom (Lihat matrsik sifat dan kondisi hubungan seksual).

Matriks: Sifat dan kondisi hubungan seksual terkait dengan risiko penularan HIV/AIDS. (Sumber: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)
Matriks: Sifat dan kondisi hubungan seksual terkait dengan risiko penularan HIV/AIDS. (Sumber: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Pertanyaan yang sangat mendasar untuk Charisma: Apa yang Anda maksud dengan seks bebas?

Baca juga: Seks Bebas Jargon yang Jadi Kontra Produktif terhadap Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun