Disebutkan pula: Ana menjelaskan, kasus yang terjadi di Banyuwangi menjadi peringatan bersama agar lebih intens melakukan edukasi khususnya untuk mereka yang berusia produktif.
Pertanyaannya adalah: Apakah materi HIV/AIDS yang disebarkan melalui KIE ke kalangan usia produktif sesuai dengan fakta medis?
Tentu saja tidak! Buktinya banyak yang tertular HIV/AIDS karena termakan mitos yang diumbar melalui KIE. Mereka melakukan hubungan seksual dengan cewek yang bukan PSK di luar lokalisasi agar tidak tertular HIV/AIDS karena termakan mitos 'seks bebas.'
Akibatnya, mereka tertular HIV/AIDS karena secara empiris cewek yang bukan PSK di lokalisasi juga prakteknya sama saja karena mereka juga melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan laki-laki yang berganti-ganti, dalam hal ini transaksi antara lain melalui media sosial.
Selama sosialisasi HIV/AIDS dengan materi KIE yang tidak sesuai dengan fakta medis, maka selama itu pula banyak orang yang akan terjerumus ke perilaku berisiko tertular HIV/AIDS.
Ada lagi pernyataan ini: "Jangan jauhi orangnya, tapi jauhi penyakitnya. Ayo bergerak bersama cegah penularan HIV/AIDS," tandas Ana.
Yang jadi masalah penyakitnya, dalam hal ini HIV/AIDS, justru ada di tubuh orang yang mengidap HIV/AIDS. Bagaimana caranya menjauhi HIV/AIDS dari pengidap HIV/AIDS?
" .... Ayo bergerak bersama cegah penularan HIV/AIDS," tandas Ana.
Caranya, bagaimana Ana? Jangan lakukan seks bebas, jangan seks sebelum menikah, jangan zina, dan seterusnya. Ini semua mitos yang sama sekali tidak mencerahkan yang justru menyesatkan.
Maka, tidaklah mengherankan kalau kemudian kasus HIV/AIDS terus bertambah di negeri ini karena penanggulangan hanya sebatas orasi moral yang tidak menyentuh akar persoalan. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H