KPA Banyuwangi sebut tokoh agama harus dilibatkan atas kasus HIV/AIDS, padahal yang bisa cegah HIV/AIDS hanya masyarakat
"KPA Banyuwangi: Tokoh Agama Harus Dilibatkan Atasi Kasus HIV/AIDS" Ini judul berita di surabaya.liputan6.com (13/9-2022).
Secara empiris pemerintah pun tidak bisa menanggulangi penyebaran HIV/AIDS di masyarakat karena perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS dilakukan orang per orang di ranah privat.
Disebutkan jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mencapai 500.
Namun, perlu diingat angka ini tidak menggambarkan kasus yang sebenarnya di masyarakat karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es.
Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan atau terdeteksi digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut (Lihat gambar).
Itu artinya penyebaran HIV/AIDS di Banyuwangi terus terjadi melalui warga yang mengidap HIV/AIDS tapi tidak terdeteksi.
Coba simak perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS berikut ini, apakah pemerintah bisa melakukan penjangkauan atau intervensi.
Seseorang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS, jika melakukan salah satu atau beberapa perilaku seksual berisiko berikut, yaitu: