Sudah saatnya media massa dan media online menyiarkan berita HIV/AIDS yang akurat sesuai dengan fakta medis agar tidak menyesatkan.
HIV/AIDS adalah penyakit menular yang didapati dari perilaku beresiko, di antaranya:
- Melakukan hubungan seksual dengan yang bukan pasangannya (suami atau istri)
- Menggunakan jarum suntik yang tidak steril yang bisa menjadi media penularan
- Menggunakan NAPZA.
Informasi di atas ada dalam berita "Ratusan Mahasiswa Bandung Positif HIV, Kenali Gejalanya Sebelum Terlambat" (liputan6.com, 31/8-2022).
Informasi yang dipublikasikan oleh liputan6.com di atas tidak akurat karena tidak sesuai dengan fakta HIV/AIDS sebagai fakta medis.
Pertama, HIV/AIDS bukan penyakit. HIV adalah virus yang termasuk retrovirus yaitu virus yang bisa menggandakan dirinya. Sedangkan AIDS adalah kondisi pada masa AIDS (secara statistik terjadi antara 5 -- 15 tahun setelah tertular HIV jika tidak menjalani pengobatan dengan obat antiretroviral/ATR).
Kedua, pernyataan HIV/AIDS adalah penyakit menular yang didapati dari perilaku beresiko, di antaranya melakukan hubungan seksual dengan yang bukan pasangannya (suami atau istri) adalah informasi yang menyesatkan.
Penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual (bukan dengan pasangan), tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual yaitu salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom (Lihat matrik risiko penularan HIV/AIDS).
Melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang sah secara agama dan hukum pun bisa terjadi penularan HIV/AIDS jika salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan suami tidak memakai kondom setiap kali melakukan hubungan seksual.
Baca juga: Guru Agama Ini Kebingungan Karena Anak Keduanya Lahir dengan HIV/AIDS