Ketiga, apakah Wagub Jabar Uu Ruzhaul Ulum bisa menjamin bahwa laki-laki yang poligami tidak akan pernah lagi 'jajan'?
Tentu saja tidak bisa!
Maka usulan Wagub Jabar Uu Ruzhaul Ulum itu ibarat menggantang asap. Sia-sia. Bahkan bisa menjerumuskan lebih banyak perempuan ke lembah epidemi HIV/AIDS.
Keempat, pernyataan Wagub Jabar Uu Ruzhaul Ulum itu bisa dianggap menuding laki-laki yang monogami otomatis akan 'jajan.' Ini menyesatkan karena tidak ada korelasi langsung antara pernikahan monogamy dengan 'jajan.'
Lagi pula suami-suami yang 'jajan' itu berisiko tertular HIV/AIDS karena mereka tidak menerapkan 'seks (yang) aman' yaitu selalu memakai kondom setiap kali 'jajan.'
Nah, ini fakta yang bisa menggugurkan anggapan kalangan yang memakai 'baju moral' yang menolak sosialisasi kondom.
Kalangan yang memakai 'baju moral' menolak sosialisasi kondom dengan alasan akan mendorong orang untuk zina, melacur, 'jajan' dan lain-lain.
Fakta tentangbanyak suami yang menularkan HIV/AIDS ke istri menggugurkan penolakan kalangan yang memakai 'baju moral' itu. Suami-suami yang menularkan HIV/AIDS ke istri karena mereka tidak memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual dengan perempuan (jajan) atau dengan laki-laki lain (suami biseksual).
Baca juga: Laki-laki Pelaku “Seks Bebas“ Justru Tidak Mau Pakai Kondom
Secara empiris pemerintah mustahil bisa mencegah insiden infeksi HIV baru melalui hubungan seksual berisiko karena eksekusi seks terjadi di ranah privat. Seperti diketahui transaksi seks sekarang terjadi di media sosial setelah gerakan moral di era reformasi menutup lokalisasi pelacuran. Transaksi melalui ponsel dengan eksekusi pada sembarang waktu dan sembarang tempat.
Yang bisa mencegah insiden infeksi HIV baru, terutama melalui perilaku seksual berisiko, hanya masyarakat yaitu tidak melakukan perilaku seksual berisiko atau menerapkan 'seks aman' ketika tetap memilih hubungan seksual yang berisiko tertular HIV/AIDS. *