Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seks Bebas Jargon yang Kontra Produktif Terhadap Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

2 September 2022   05:00 Diperbarui: 17 Oktober 2022   10:42 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Sumber: news18.com)

Banyak kalangan yang selalu menyalahkan pemerintah terkait dengan epidemi HIV/AIDS, tapi tanpa disadari oleh kalangan itu langkah pemerintah tersendat bak dihadang tembok ketika masyarakat menolak program hubungan seksual yang aman dengan pemakaian kondom.

Padahal, secara empiris dan medis pencegahan HIV/AIDS melalui hubungan seksual penetrasi (vaginal, anal dan oral) hanya bisa dengan kondom.

1.001 macam alasan yang dimunculkan tapi semua hanya pada tataran dugaan semata. Kalau saja orang-orang yang menyebut kondom mendorong orang untuk melakukan zina, maka itu salah besar karena laki-laki 'hidung belang' 100 persen menolak memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual dengan PSK.

Thailand berhasil menurunkan insiden infeksi HIV baru pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual dengan PSK melalui program 'wajib kondom 100 persen' bagi laki-laki yang melakukan hubungan seksual dengan PSK di lokalisasi pelacuran dan rumah bordil. Indikatornya adalah jumlah calon taruna militer yang terdeteksi HIV-positif terus turun dari tahun ke tahun.

Kalau saja pemerintah lebih arif sosialisasi kondom bisa disejajarkan dengan mencegah kematian pada diare. Untuk melindungi diri dari HIV/AIDS pakailah kondom pada hubungan seksual berisiko. Jika diare sebelum mendapatkan pertolongan medis pakailah oralit untuk mencegah kekurangan cairan (Lihat gambar)>

Gambar: Analogi oralit pada diare dan kondom pada risiko penularan IMS dan HIV/AIDS. (Foto: Dok/Syaiful W. Harahap)
Gambar: Analogi oralit pada diare dan kondom pada risiko penularan IMS dan HIV/AIDS. (Foto: Dok/Syaiful W. Harahap)

Selain serangan terhadap sosialisasi kondom, masyarakat pun dininabobokkan dengan jargon-jargon moral yang jadi orasi moral banyak kalangan yang memakai 'baju moral' ketika bicara soal seksualitas, dalam hal ini HIV/AIDS.

Salah satu jargon moral yang ngaco bin ngawur adalah 'seks bebas' yang sampai detik ini tidak ada yang bisa menjelaskan apa yang dimaksud 'seks bebas' secara faktual.

Celakanya, Kemenkes yang sejatinya ada di depan untuk mengahadang mitos (anggapan yang salah) tentang HIV/AIDS, eh, malah menyuburkan mitos melalui situs https://hivaids-pimsindonesia.or.id/download.

Di pojok kanan atas tertulis: PENCEGAHAN PENULARAN HIV DENGAN ABCDE: ABSTINENCE Hidari Seks Bebas.

Ilustrasi: Situs https://hivaids-pimsindonesia.or.id/download (Dok Syaiful W. Harahap/Repro)
Ilustrasi: Situs https://hivaids-pimsindonesia.or.id/download (Dok Syaiful W. Harahap/Repro)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun