Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Langkah Pemkot Batam Mengatasi Peningkatan Kasus HIV/AIDS

22 Agustus 2022   12:57 Diperbarui: 22 Agustus 2022   13:02 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matriks: Sifat dan kondisi hubungan seksual terkait dengan risiko penularan HIV/AIDS. (Sumber: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Disebutkan Sepanjang tahun 2021 ditemukan 406 kasus baru HIV/AIDS dan di tahun 2020 ada 538 kasus baru HIV AIDS. Angka-angka ini tidak menggambarkan kasus yang sebenarnya di masyarakat karena ada yang tidak terdeteksi.

Dibagian lain disebut bahwa Dinas Kesehatan Batam mencatat sebanyak 32 pengidap HIV/AIDS meninggal dunia pada kurun waktu Januari sampai Juni 2022. Sedangkan tahun 2021 pengidap HIV/AIDS yang meninggal sebanyak 58 dn tahun 2020 pengidap HIV/AIDS meninggal sebanyak 77.

Sayang, dalam berita tidak ada penjelasan tentang penyakit penyebab kematian pengidap HIV/AIDS tersebut. Informasi ini penting karena ada anggapan HIV/AIDS sebagai penyebab kematian pada pengidap HIV/AIDS.

Selain itu tidak ada pula penjelasan langkah apa yang dilakukan oleh Pemkot Batam terhadap keluarga atau pasangan seks pengidap HIV/AIDS yang meninggal itu. Soalnya, bisa saja terjadi sebelum meninggal seorang pengidap HIV/AIDS menularkan HIV/AIDS ke orang lain.

Jika yang meninggal itu seorang suami, maka istrinya berisik tertular HIV/AIDS. Kalau istrinya terular, maka ada pula risiko penularan HIV/AIDS ke bayi yang dikandung istri terutama saat persalinan dan menyusui dengan air susu ibu (ASI).

Yang celaka adalah kalau pengidap HIV/AIDS yang meninggal itu seorang pekerja seks komersial (PSK), maka sudah banyak laki-laki yang berisiko tertular HIV/AIDS yaitu lak-laki yang melakukan hubungan seksual dengan PSK tersebut tanpa memakai kondom.

Maka, sosialisasi perlu digencarkan terkait dengan pasangan seks atau keluarga pengidap HIV/AIDS yang meninggal agar mereka menjalani tes HIV secara sukarela. Soalnya, kalau tidak dijangkau mereka ini juga jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat, tertutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Disebutkan: Berbagai upaya terus dilakukan Dinkes Batam dalam menimimalisir angka HIV/AIDS. Salah satu memberikan penyuluhan dengan melibatkan semua lapisan masyarakat. Melakukan tes HIV AIDS sebanyak-banyaknya termasuk juga Mobile VCT.

Penyuluhan sudah puluhan tahun dilakukan tapi hasilnya nol besar karena materi komunikasi, edukasi dan informasi (HIV/AIDS) dibalut dan dibumbui dengan norma, moral dan agama sehingga mengaburkan fakta medis tentang HIV/AIDS. Yang sampai ke masyarakat hanya mitos (anggapan yang salah) tentang HIV/AIDS.

Misalnya, mengait-ngaitkan penularan HIV/AIDS dengan zina, pelacuran dan lain-lain. Padahal, risiko penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual, tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual yaitu: salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom (Lihat matrik risiko tertular HIV/AIDS).

Matriks: Sifat dan kondisi hubungan seksual terkait dengan risiko penularan HIV/AIDS. (Sumber: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)
Matriks: Sifat dan kondisi hubungan seksual terkait dengan risiko penularan HIV/AIDS. (Sumber: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun