"Salah satu penyakit mematikan, human immunodeficiency virus (HIV)/acquired immunodeficiency syndrome (AIDS), terus mengintai masyarakat Sumbar." Ini lead pada berita "4 Ribu Lebih ODHA Berseliwer di Sumbar! Awas HIV/AIDS Mengintai!!" (padek.jawapos.com, 15/7-2022).
Pernyataan pada lead dan judul berita di atas tidak akurat, karena:
Pertama, HIV, AIDS dan HIV/AIDS bukan penyakit. HIV adalah virus, sedangkan AIDS adalah kondisi atau masa yang muncul secara statistik antara 5-15 tahun setelah tertular HIV jika tidak minum obat antiretroviral (ARV) sesuai resep dokter.
Kedua, HIV, AIDS dan HIV/AIDS bukan penyakit mematikan. Tidak ada kasus kematian karena HIV, AIDS dan HIV/AIDS.
Ketiga, kematian pada Odha (Orang dengan HIV/AIDS) terjadi di masa AIDS karena penyakit yang masuk di masa AIDS, seperti TB, diare dan lain-lain.
Judul dan lead berita ini mengarah ke sensasi yang bombastis tapi omong kosong karena tidak akurat.
Pernyataan '4 Ribu Lebih ODHA Berseliwer di Sumbar!' juga tidak akurat karena jumlah kasus yang dilaporkan atau terdeteksi tidak menggambarkan jumlah kasus yang sebenarnya di masyarakat karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es.
Kasus HIV/AIDS yang dilaporkan atau terdeteksi digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut (Lihat gambar).
Selain itu warga yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS melalui tes HIV di fasilitas kesehatan (Faskes) yang ditunjuk pemerintah tidak akan menularkan HIV/AIDS ke orang lain. Hal ini terjadi karena ada konseling sebelum dan sesudah tes HIV.