Celakanya, perilaku seksual berisiko di atas terjadi di ranah privat yang tidak bisa dijangkau. Apalagi sekarang lokalisasi pelacuran sudah pindah ke media sosial (medsos) transaksi seks dilakukan melalui ponsel sedangkan eksuksinya terjadi di sembarang waktu dan sembarang tempat.
Tanpa program penjangkauan terhadap tiga perilaku seksual berisiko tersebut, maka insiden infeksi HIV baru akan terus terjadi. Warga yang tertular HIV/AIDS dan tidak terdeteksi akan jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakt (Situbondo) terutama melalui hubungan seksua tanpa kondom di dalam dan di luar nikah. *
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI