Diannjuan agar laki-laki yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom di Kotakan segera jalani tes HIV sukarela karena mereka ada pada situasi berisiko tinggi tertular HIV/AIDS dari PSK. Kondisnya kian runyam karena tidak ada ciri-ciri atau tanda-tanda yang khas AIDS pada fisik PSK yang mengidap HIV/AIDS.
Dalam berita disebutkan: Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Situbondo, Dwi Herman Susilo mengatakan, ratusan orang yang dinyatakan positif HIV/AIDS masih terus menjalani perawatan.
Pernyataan ini tidak akurat karena pengidap HIV/AIDS tidak otomatis menjalani perawatan, kecuali yang positif HIV dan sudah menunjukkan gejala terkait HIV/AIDS.
Pernyataan tersebut memberikan gambaran yang salah tentang Odha (Orang dengan HIV/AIDS) yaitu harus menjalani perawatan. Padahal, Odha tidak otomatis harus dirawat. Kalaupun mereka meminum obat antiretroviral (ARV) juga tidak harus dirawat di fasilitas kesehatan atau tempat lain yang disedikan.
Disebutkan oleh Dwi, petugas rutin melakukan skrining secara berkala untuk mendeteksi adanya kasus baru warga yang terjangkit HIV/AIDS. Tujuannya untuk meminimalisir kasus penyebarannya yang semakin meluas.
Ini langkah di hilir yaitu penanganan terhadap warga yang sudah tertular HIV/AIDS. Padahal, yang diperlukan adalah penanggulangan di hulu yaitu menurunkan, sekali lagi hanya bisa menurunkan, insiden infeksi HIV baru, terutama pada laki-laki melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan PSK.
Ada tiga pintu masuk HIV/AIDS ke Situbondo, yaitu perilaku seksual berita:
(1). Laki-laki dan perempuan dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal dan seks oral), di dalam dan di luar nikah, di wilayah Kabupatn Situbondo atau di luar Situbondo dengan pasangan yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom,Â
(2). Laki-laki dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal dan seks oral) dengan perempuan yang serng berganti-ganti pasangan, dalam hal ini pekerja seks komersial (PSK) langsung dan cewek prostitusi online, dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom di wilayah Kabupatn Situbondo atau di luar Situbondo, dan
(3). Perempuan dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal dan seks oral) dengan gigolo dengan kondisi gigolo tidak memakai kondom di wilayah Kabupatn Situbondo atau di luar Situbondo.
Maka, yang perlu dilakukan oleh Pemkab Situbondo adalah melakukan penjangkauan terhadap tiga perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS di atas yaitu untuk memaksa laki-laki memakai kondom.