Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Daerah Rawan HIV/AIDS di Kabupaten Kapuas Hulu

15 Juli 2022   19:40 Diperbarui: 15 Juli 2022   19:49 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini merupakan informasi tentang (penularan) HIV/AIDS yang menyesatkan. Penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual (di luar nikah, zina, melacur, homoseksual, seks bebas), tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual yaitu salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki atau suami tidak memakai kondom. Ini fakta medis (Lihat matriks).

Matriks risiko penularan HIV/AIDS berdasarkan sifat dan kondisi hubungan seksual. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)
Matriks risiko penularan HIV/AIDS berdasarkan sifat dan kondisi hubungan seksual. (Foto: Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

Ini juga ada dalam berita: "Kami terus berupaya memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak tertular penyakit mematikan tersebut," kata David (Sub Koordinator Penyakit Menular dan Tidak Menular Dinas Kesehatan Kapuas Hulu David Marwandi).'

Pernyataan ini juga tidak akurat karena HIV/AIDS bukan penyakit dan tidak pula penyakit yang mematikan.

Kematian pada Odha (Orang dengan HIV/AIDS) terjadi di masa AIDS karena infeksi oportunistik, seperti TB, diare, pneumonia, dan lain lain.

Maka, dianjurkan agar sumber berita HIV/AIDS, seperti dinas kesehatan dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), menyebutkan penyakit penyebab kematian Odha agar berita akurat.

Penyuluhan dan sosialisasi HIV/AIDS di Indonesia sudah dilakukan sejak awal epidemi HIV/AIDS yaitu akhir tahun 1980-an, atapi hasilnya nol besar karena materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIR) tentang HIV/AIDS selalu dibalut dan dibumbui dengan norma, moral dan agama sehingga fakta medis HIV/AIDS hilang.

Sedangkan yang sampai ke masyarakat hanya mitos (anggapan yang salah), seperti cara-cara penularan HIV/AIDS yang dikait-kaitkan dengan 'seks bebas.'

Padahal, penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual (bisa) terjadi dalam dan di luar nikah jika salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom setiap kali melakukan hubungan seksual.

Tanpa program yang konkret untuk menjangkau tiga perilaku seksual berisiko di atas, maka insiden infeksi HIV baru akan terus terjadi di Kapuas Hulu. Warga, terutama laki-laki dewasa, yang tertular HIV/AIDS dan tidak terdeteksi jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun