Seperti diketahui epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es. Kasus yang terdeteksi digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut (Lihat gambar).
Laporan Ditjen P2P, Kemenkes RI, tanggal 30 September 2021 menunjukkan jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Sumatera Barat (Sumbar) sebanyak 6.601 yang terdiri atas 4.206 HIV dan 2.395 AIDS.
Disebutkan 900 Odha jadi dampingan yayasan. Yang perlu diingat ini adalah langkah di hilir yaitu mendampingi warga yang sudah tertular HIV/AIDS.
Sementara itu insiden infeksi HIV baru terus terjadi di hulu terutama pada laki-laki dewasa, melalui hubungan seksual dengan PSK. Upaya untuk menjangkau tidak bisa karena praktek PSK tidak dilokalisir, apalagi sekarang transaksi dilakukan melalui media sosial dengan eksekusi sembarang waktu dan di sembarang tempat.
Baca juga: Pencegahan HIV/AIDS di Sumatera Barat Andalkan PSK
Disebutkan: Wellong yang juga pengurus DPD PPNI Sumbar ini mengungkapkan bahwa setiap tahun selalu ada peningkatan jumlah penderita HIV Aids di Sumatera Barat.
Tentu saja terus terjadi peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS di Sumbar karena tidak ada langkah-langkah yang konkret untuk menurunkan, sekali lagi hanya bisa menurunkan, insiden infeksi HIV baru pada laki-laki melalui hubungan seksual dengan PSK.
Untuk itulah diperlukan langkah yang konkret untuk mendeteksi warga Sumbar yang mengidap HIV/AIDS agar mata rantai penyebaran HIV/AIDS bisa diputus. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H