Kemenangan tim Piala Thomas Indonesia atas tim Piala Thomas China secara psikologis sudah merupakan final. Ini yang menjadi salah satu faktor yang membuat kondisi antiklimaks.
Dalam situasi seperti itu adalah hal yang tidak mustahil melakukan rotasi susunan pemain. Tunggal kedua dijadikan tunggal pertama sehingga daya juangnya akan lebih besar daripada dia ditempatkan pada posisi tunggal kedua setelah kedudukan 2-0 untuk lawan.
Secara empiris kelas tunggal kedua di bawah tunggal pertama sehingga terjadi kemerosotan psikologis karena tunggal pertama kalah. Nah, tunggal kedua tim tim Piala Thomas India menghadapi tunggal utama tim Piala Thomas Indonesia. Andaikan tunggal kedua tim Piala Thomas Indonesia kalahkan tunggal utama tim Piala Thomas India, di partai ketiga tunggal utama tim Piala Thomas Indonesia bisa mengalahkan tunggal kedua tim tim Piala Thomas India.
Pada final Piala Thomas tahun 1984 di Kuala Lumpur, misalnya, pemain tunggal utama dan kedua tim Piala Thomas Indonesia, yaitu Liem Swie King ditekuk Luan Jin, dan Icuk Sugiarto ditumbangkan Yang Yang.
China justru menempatkan salah satu pemain utama mereka, Han Jian, sebagai tunggal ketiga karena China memperkirakan kedudukan 2-2 karena pasangan ganda putra kala itu kuat yaitu Christian Hadinata/Hadi Bowo dan Liem Swie King/Kartono.
Memang prediksi China benar. Menang dua tunggal utama, tapi keok di dua ganda. Namun, ada Hastomo Arbi pemain yang tidak diunggulkan sebagai tunggal ketiga. Sejarah akhirnya mencatat Hastomo jadi penyelamat tim Piala Thomas Indonesia dengan mengalahkan pemain kuat China, Han Jian. Padahal, di dua pertandingan sebelumnya Hastomo selalu dikalahkan Han Jian. Hastomo Arbi mendapat sambutan hangat dielu-elukan dengan julukan 'Hanoman.'
Pengalaman pahit pada Piala Thomas 2022 bisa jadi pelajaran berharga untuk memajukan dunia bulutangkis nasional. *
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI