Tanpa satu gejala pun jika seseorang pernah atau sering melakukan perilaku seksual dan perilaku nonseksual yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS tidak berarti mereka bebas HIV/AIDS karena bisa saja tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan mereka sudah tertular HIV/AIDS.
Perilaku seksual berisiko tinggi tertular HIV/AIDS, yaitu:
- Laki-laki dan perempuan dewasa melakukan hubungan seksual di dalam nikah dengan pasangan yang berganti-ganti dengan kondisi suami tidak pakai kondom, karena bisa saja salah satu dari pasangan tersebut mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS;
- Laki-laki dan perempuan dewasa melakukan hubungan seksual di luar nikah dengan pasangan yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak pakai kondom, karena bisa saja salah satu dari pasangan tersebut mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS;
- Laki-laki dewasa melakukan hubungan seksual, di dalam atau di luar nikah, dengan seseorang yang sering berganti-ganti pasangan, dalam hal ini pekerja seks komersial (PSK), dengan kondisi laki-laki tidak pakai kondom, karena bisa saja PSK tersebut mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS;
- Laki-laki dewasa melakukan hubungan seksual dengan waria dengan kondisi laki-laki tidak pakai kondom, karena bisa saja waria tersebut mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS;
- Perempuan dewasa melakukan hubungan seksual gigolo dengan kondisi gigolo tidak pakai kondom, karena bisa saja gigolo tersebut mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS.
Perilaku nonseksual berisiko tinggi tertular HIV/AIDS, yaitu:
- Menerima transfusi darah yang tidak diskrining HIV karena bisa saja donor mengidap HIV/AIDS sehingga darah yang didonorkan mengandung HIV;
- Memakai jarum suntik secara bersama-sama dengan bergantian pada penyalahguna Narkoba karena bisa saja ada di antara mereka yang mengidap HIV/AIDS sehingga darahnya masuk ke jarum suntik yang akan dipakai penyalahguna lain.
Maka, bagi orang-orang yang pernah atau sering melakukan salah satu atau beberapa perilaku seksual dan perilaku nonseksual yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS biar pun tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala atau ciri-ciri yang terkait dengan HIV/AIDS selayaknya menjalani tes HIV secara sukarla di Puskesmas ataru rumah sakit.
Sudah saatnya media ikut membantu penanggulangan HIV/AIDS dengan berita yang komprehensif bukan yang mengandung mitos dan yang membuat masyarakat panik. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H