Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kasus Covid-19 Pasca Mudik Lebaran 2022 Jadi Kunci Pandemi ke Endemi

8 Mei 2022   19:28 Diperbarui: 8 Mei 2022   19:28 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kasus baru Covid-19 pasca mudik Lebaran 2022 landai di angka 2 atau 3 digit, itu artinya ada harapan pendemi bisa jadi endemi

Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) berulang kali mengingatkan bahwa pandemi virus corona (Covid-19) belum (akan) berakhir sehingga belum saatnya membicarakan endemi.

Memang, di beberapa negara yang semula pandemi tidak jadi masalah, seperti China, Korea Selatan (Korsel), Australia, Singpura, dan Selandia Baru ternyata belakangan ini jadi masalah besar.

Jumlah kasus Covid-19 global seperti dilaporkan situs independen, worldometers, per 8 Mei 2022 mencapai 517.083.970  dengan 6.276.064 kematian. Sementara itu persentase warga dunia yang sudah divaksinasi Covid-19 seperti dilaporkan situs ourworldindata.org sampai tanggal 7 Mei 2022 mencapai 65,48% yang terdiri atas 59,39% dua suntikan dan 6,09% satu suntikan.

Korsel, misalnya, selama dua tahun lebih sejak awal pandemi (akhir 2019) kasus harian hanya 1 atau 2 digit, tapi sejak muncul varian Delta (akhir 2021) dan varian Omicron (awal 2022) kasus harian baru terus meroket. Laporan terakhir, 8 Mei 2022, di situs worldometers menunjukkan jumlah kasus Covid-19 di Korsel mencapai 17.544.398 dengan 23.360 kematian. Jumlah ini menempatkan Korsel di peringkat ke-8 global dalam jumlah kasus.

Begitu juga dengan Vietnam (10.673.915), Australia (6.249.101) dan Singapura (1.215.499).

Sementara itu di Eropa Barat beberapa negara yang terus-menerus didera demonstrasi menentang mandate masker dan vaksinasi, seakan-akan membiarkan pandemi. Lihat saja Prancis yang sudah melaporkan 28.928.097 kasus, Jerman 25.337.996 dan Inggris 22.114.034.

Penolakan terhadap masker diterangai ada dugaan yang mengaitkan masker dengan penutup wajah perempuan Muslim terutama di kalangan ekstrim kanan. Mereka merasa memakai masker seolah-olah memakai penutup wajah perempuan Muslim. Banyak warga Eropa Barat yang menolak memakai masker yang berujur pada penyebaran Covid-19 yang masif, terutam ketika Delta dan Omicron melanda.

Sudah dua kali Lebaran pemerintah Indonesia melarang warga mudik (pulang ke kampung halaman) karena pandemi Covid-19. Tapi, tetap saja terjadi mudik dan beberapa kegitan yang mengundang kerumnan yang bermuara pada pningkatan jumlah kasus baru Covid-19 di Indonesia.

Laporan terakhir di worldometers, 8 Mei 2022, menunjukkan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 6.048.431 dengan 156.381 kematian. Akhir-akhir ini kasus harian baru dilaporkan dalam 3 digit. Sementara itu persentase warga Indonesia yang sudah divaksinasi Covid-19 seperti dilaporkan situs ourworldindata.org sampai tanggal 7 Mei 2022 mencapai 72,13%  yang terdiri atas 59,93% dua suntikan dan 12,20% satu suntikan.

Tahun ini Lebaran 1443 H bertepatan dengan 2022 M, pemerintah mengizinkan warga mudik dengan persyaratan vaksinasi lengkap dan vaksinasi booster. Selain itu, tentu saja dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes), yaitu 3 M (selalu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak).

Kepatuhan dan ketataan warga yang mudik dalam menjalankan Prokes akan teruji dua pekan atau sebulan setelah mudik dengan indikator jumlah kasus harian baru Covid-19.

Ilustrasi (Sumber: sehatnegeriku.kemkes.go.id)
Ilustrasi (Sumber: sehatnegeriku.kemkes.go.id)

Jika kasus Covid-19 pasca mudik lebaran tidak meledak, maka itu artinya warga patuh menjalankan Prokes.

Selain itu imbauan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) untuk menjadwalkan aparatur sipil negara (ASN) work from home (WFH -- bekerja dari rumah) selama sepekan pasca mudik lebaran bisa sebagai karantina mandiri.

Dalam waktu satu pekan sejak 9 Mei 2022 sebagai karantina akan menjadi bagian dari pencegahan penyebaran Covid-19. Jika ASN dan anggota keluarganya tertular Covid-19 ketika mudik akan muncul di saat WFH sehingga tidak terjadi penyebaran di kantor.

Jika kelak pasca mudik tidak terjadi ledakan kasus Covid-19, itu artinya kabar gembira karena ada harapan pandemi (wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas) sudah layak dikategorikan sebagai endemi [penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat, yaitu penyakit yang serentak menyerang penduduk di daerah tertentu (seperti malaria, kolera)], tapi dengan tetap menegakkan Prokes.

Kita jadi harap-harap cemas apakah pasca mudik kali ini seperti tahun-tahun sebelumnya yang mendongkrak pandemi atau tidak.

Sosialiasi untuk tetap dan terus menjalankan Prokes sudah digencarkan pemerintah, maka, tentu saja kuncinya ada pada perilaku warga ketika mudik: menjalankan Prokes dengan taat asas atau mengabaikan Prokes!

Jawabannya kita tunggu sebulan setelah mudik Lebaran 2022, apakh tetap pandemi atau justru meningkat atau landai jadi endemi. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun