Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penularan HIV/AIDS Melalui Hubungan Seksual Bukan Karena Sifat Hubungan Seksual

6 Mei 2022   16:25 Diperbarui: 6 Mei 2022   16:35 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka, jangan heran kalau kemudian banyak ibu rumah tangga (istri) yang terdeteksi mengidap PIMS (penyakit infeksi menular seksual, seperti kencing nanah/GO, sifilis/raja singa, klamidia, jengger ayam, kanker serviks, virus hepatitis B, dan lain-lain), dan HIV/AIDS atau keduanya sekaligus.

Dalam artikel disebut "Human Immunodeficiency Virus (HIV) bisa menular, salah satunya melalui aktivitas seksual yang tidak sehat." Ini jelas jargon moral karena secara medis yang bisa melakukan hubungan seksual adalah orang-orang yang sehat.

Yang masuk akal adalah aktivitas seksual yang tidak aman, yaitu: dilakukan dengan pasangan yang tidak diketahui status HIV-nya dan laki-laki tidak memakai kondom ketika hubungan seksual. Ini fakta medis.

Disebutkan juga: Melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan serta tidak mengenakan pengaman bisa meningkatkan risiko penularan virus (HIV-pen.) ini.

Bukan hanya dengan berganti-ganti pasangan, tapi juga hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom dengan seseorang yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komerisal (PSK) dan gigolo juga merupakan perilaku berisiko tinggi tertular atau menularkan HIV/AIDS.

Jargon 'mengenakan pengaman' juga eufemisme yang menghilangkan fakta. Mengapa tidak menyebut kondom? Pengaman adalah istilah yang konotatif yaitu mengandung banyak arti, sedangkan kondom adalah denotatif yang mempunyai arti yang jelas.

"HIV bisa menyerang seseorang dan merusak sistem kekebalan tubuh, dengan cara menginfeksi dan menghancurkan sel SD4." Ini juga pernyataan dalam artikel. HIV tidak menyerang bahkan ketika masuk ke tubuh dia justru menyamar jadi protein sehingga sistem pertahanan tubuh tidak melawannya.

Sebagai retrovirus (virus yang menggandakan diri) HIV menggandakan diri di sel-sel darah putih manusia yang tertular HIV. Sel-sel darah putih yang jadi 'pabrik' rusak. HIV yang baru diproduksi mencari sel darah putih lain untuk menggandakan diri. Begitu seterusnya sehingga jika seseorang yang tertular HIV tidak meminum obat antiretroviral (ARV), maka penggandaan HIV akan merusak banyak sel darah putih yang akhirnya sampai pada kondisi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).

Pada kondisi AIDS ini seseorang akan mudah tertular penyakit karena sistem kekebalan tubuhnya rendah.

Sudah saat meteri KIE (komunikasi, informasi dan eduaksi) tentang HIV/AIDS tidak dibalut atau dibumbui dengan norm, moral dan agama agar fakta medis HIV/AIDS tidak kabur atau hilang.

Salah satu faktor yang membuat banyak orang lalai melindungi diri agar tidak tertular HIV/AIDS adalah mereka mendapatkan informasi HIV/AIDS yang tidak akurat sehingga termakan mitos (anggapan yang salah) HIV/AIDS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun