Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Serial Santet #38 - Anak Pertama Sering Jadi Sasaran Santet Mantan Pacar

4 Mei 2022   09:17 Diperbarui: 4 Mei 2022   09:18 1277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nono-blogs.blogspot.com

Mantan pacar yang sakit hati atau merasa disakit bisa berakhir di tangan dukun dengan membayar duku untuk mengirim santet ke anak-anak

Anak muda itu didorong ayahnya di kursi roda ke rumah Bu Haji Emun di Pandeglang, Banten. Umur anak muda itu, ketika itu beberapa tahun yang lalu, 17 tahun. Keluarganya tinggal di wilayah Jabodetabek.

Dengan umur 17 tahun ternyata anak muda itu tidak sekolah karena seja bayi sudah lumpuh yang dibarengi dengan penyakit yang tidak bisa didiagnosis medis.

Keluarga itu sudah membawa anak itu berobat sejak kecil ke berbagai tempat sesuai dengan informasi yang mereka terima dari berbagai kalangan, saudara, teman, dan lain-lain. Keluarga tetap membawa anak itu ke dokter.

Tapi, sampai umur 17 tahun tidak ada perkembangan dari berbagai upaya medis dan nonmedis yang sudah mereka jalani.

"Anak itu dikerjai perempuan mantan pacar ayahnya." Itulah yang dikatakan Bu Haji Emun ketika saya tanya mengapa anak itu jadi korban santet. Bu Haji Emun juga tidak akan bertanya seperti apa perlakukan ayah anak itu kepada mantan pacarnya dahulu sebelum menikah dengan ibu pemuda itu.

Bu Haji Emun berhasil menarik beberapa potongan tulang dari badan anak muda itu. Tulang-belulang binatang itulah yang membuat anak muda itu lumpuh. Tentu saja tulang-belulang itu sebagai media yang dikirim secara gaib oleh dukun yang dibayar oleh perempuan mantan ayah anak muda itu.

Ketika saya tanya: Mengapa anak yang jadi sasaran?

Menurut Bu Haji Emun cara ini membuat samua anggota keluarga merasakannya. Orang tuanya sibuk mencari pengobatan medis dan nonmedis, anggota keluarga lain juga ikut repot.

Beberapa kasus lain juga terjadi pada anak-anak. Seperti di salah satu kota di Pulau Sulawesi seorang anak usia SD disantet. Foto rontgen menunjukkan sejumlah paku si betisnya. Beberapa kasus lain juga menimpa anak-anak.

Ini jadi peringatan bagi saya dan kita agar tidak membuat mantan pacar (marasa) sakit hati atau disakiti karena mereka akan memilih jalan sesat yaitu membayar dukun untuk menyantet anak-anak kita.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun