Langkah dunia akan lebih berarti jika kita sebagai warga dunia ikut mendukung emisi nol bersih melalui kehidupan sehari-hari.
Salah satu langkah kecil yang sangat berarti adalah tidak membeli air minum kemasan dalam gelas atau botol plastik, dikenal sebagai air minum dalam kemasan (AMDK). Siapkan tempat air minum yang bisa dipakai berulang-ulang yang juga dikenal sebagai tumbler yang terbuat dari berbagai macam bahan yang sudah teruji.
Langkah ini akan menguntungkan secara ekonomis karena tidak perlu lagi membeli air di luar rumah karena sudah tersedia di tumbler. Dari aspek lingkungan memakai tumbler mengurangi sampah gelas dan botol plastik.
Danrem 011/Lilawangsa, Aceh, Kolonel Inf Sumirating Baskoro, misalnya, minta prajurit selalu bawa air minum dalam botol air minum tidak sekali pakai (tumbler) agar tidak menambah sampah plastik dan tidak mengeluarkan uang dalam kegiatan kerja di kantor dan lapangan. "Intruksi dengan membawa botol air minum masing-masing dari rumah, supaya tidak perlu lagi membeli air minum kemasan yang tentunya hanya akan menambah volume sampah plastik di sekitar kita," ujar Danrem (Tagar, 9 Juni 2021).
Di lingkungan rumah tempat tinggal juga bisa jadi bagian untuk mendukung emisi nol bersih, seperti memperbanyak tanaman di pekarangan. Selain itu matikan lampu jika tidak diperlukan. Ganti bola lampu pijar dengan lampu neon kompak atau lampu LED. Cabut kabel perangkat jika tidak dipakai. Begitu juga dengan pemakaian alat pendingin ruangan (AC) di atur sesuai dengan suhu dan matikan AC ketika keluar rumah.
Untuk mendukung nol emisi bersih dari sektor listrik pemerintah perlu juga memberikan subsidi kepada warga yang memilih panel surya sebagai sumber listrik di rumah. Pemadangan paket panel surya di rumah untuk daya antara 600 watt sampai 2.200 watt sebesar Rp 17.000.000 -- Rp 41.000.000. Tentu saja ini mahal bagi banyak warga sehingga diperlukan subsidi dari pemerintah.
Dalam skala yang lebih luas berupa rumah yang dukung net-zero carbon yaitu atap dengan panel surya yang dilengkapi penyimpanan energi untuk mobil dan teknologi limbah untuk air buangan rumah tangga.
Mengayuh sepeda ke kantor atau tempat kerja juga akan mengurangi emisi karbon jika dibandingkan kalau Anda memakai motor atau mobil. Akan lebih sehat kalau jalan kaki jika jarak dari rumah ke kantor dan tempat kerja tidak terlalu jauh. Dengan jalan santai 1 km bisa ditempuh sekitar 15 menit. Ini juga mendukung program sehat yaitu memperbanyak langkah untuk kesehatan jantung.
Jika jarak dari rumah ke kantor atau tempat kerja jauh, maka pakailah transportasi umum, seperti bus kota (di Jakarta ada Transjakarta), KRL (kereta rel listrik) yaitu kereta Commuter, LRT (Light Rail Transit) atau MRT (Mass Rapid Transit).