(b). PSK tidak langsung yaitu PSK yang tidak kasat mata. Mereka ini 'menyamar' sebagai anak sekolah, mahasiswi, cewek pemijat, cewek pemandu lagu, ibu-ibu, cewek (model dan artis) prostitusi online, dll. Dalam prakteknya mereka ini sama dengan PSK langsung sehingga berisiko tertular HIV/AIDS.
(5). Laki-laki dewasa heteroseksual (secara seksual tertarik dengan lawan jenis) tidak melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom dengan waria karena ada waria yang sering ganti-ganti pasangan sehingga bisa jadi waria tsb. mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko terjadi penularan HIV/AIDS.
Apakah ada jaminan 100 narapidana (napi) serta petugas dan pegawai Lapas Lhoksukon, Aceh Utara, Aceh, tidak akan pernah melakukan perilaku berisiko tinggi tertular HIV/AIDS di atas?
Tentu saja tidak ada. Maka, hasil tes HIV dan IMS (infeksi menular seksual, seperti sifilis/raja singa, virus hepatitis B, dll.) hanya berlaku sampai dilakukan tes.
Lagi pula bisa ada di antara napi serta petugas dan pegawai Lapas Lhoksukon berada pada masa jendela yaitu tertular HIV di bawah tiga bulan. Jika ini yang terjadi maka hasil tes HIV yang negatif bisa saja negatif palsu yaitu virus (HIV) sudah ada di darah tapi tidak terdeteksi reagen yang dipakai untuk tes HIV.
Maka pernyataan Kepala Lapas IIB Lhoksukon, Yusnaidi: "100 Napi, tahanan dan pegawai mengikuti tes kesehatan termasuk uji HIV-AIDS dan penyakit menular lainnya, seperti sifilis dan hepatitis, alhamdulillah semuanya negatif" hanya berlaku sampai pengambilan sampel darah untuk tes HIV.
Untuk itulah perlu diberikan pemahaman agar napi, petugas dan karyawan Lapas tidak melakukan perilaku-perilaku yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS. Yang perlu diperhatikan adalah materi KIE (Komuniksi, Informasi dan Edukasi) tentang HIV/AIDS harus berdasarkan fakta medis jangan dibumbui atau dibalut dengan norma, moral dan agama.
Soalnya, sejak epidemi HIV/AIDS terdeteksi di Indonesia (1987) materi KIE selalu dibumbui atau dibalut dengan norma, moral dan agama sehingga fakta medis tentang HIV/AIDS kabur sehingga yang sampai ke masyarakat hanya mitos (anggapan yang salah) tentang HIV/AIDS. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H