Tentu saja pengelolaan sawah dengan cara-cara yang modern dan menakisasi pertanian. Prof Rindit menganjurkan pemerintah menyewa lahan sawah warga. Soal batas lahan, menurut Prof Rindit, itu masalah gampang karena ada GPS (Global Positioning System yaitu sistem navigasi berbasis satelit) sehingga batas cukup dengan titik tidak perlu dengan fisik.
Itu yang disebut Prof Rindit sebagai 'rice estate'. Dia membandingkan luas lahan di Vietnam dan Indonesia yang sangat jauh bedanya. Tapi, mengapa Vietnam bisa ekspor beras? "Ya, karena dikelola dengan mekanisasi," ujar Prof Rindit ketika itu.
Baca juga: Tak Perlu Diversifikasi Pangan, Wujudkan Kedaulatan Beras dengan "Rice Estate"
Biar pun gagasan Prof Rindit tidak 'ditangkap' pemerintah, paling tidak tulisan dan artikel yang disebarkan oleh 20 blogger peserta DBA Angkatan I akan jadi inspirasi bagi warga untuk memanfaatkan vitamin yang ada di bulir beras dengan cara mencuci beras yang benar.
Selamt Jalan Prof Rindit, semoga lapang di alam sana .... Gagasanmu akan terus kami sebarluaskan untuk kemaslahatan umat .... *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H