Ada lagi pernyataan: Dalam menanggulangi HIV/AIDS, Provinsi Jawa Barat memiliki layanan 1079 puskesmas yang sudah memiliki alat pemeriksaan tes HIV/AIDS.
Penanggulangan model di atas terjadi di hilir. Artinya, Pemprov Jabar membiarkan warga tertular HIV/AIDS dahulu baru diperiksa melalui tes HIV. Ini jelas ngawur karena yang diperlukan adalah penanggulangan di hulu yaitu menurunkan, sekali lagi hanya bisa menurunkan, jumlah insiden infeksi HIV baru pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual dengan PSK.
PSK sendiri dikenal ada dua tipe, yaitu:
(1). PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan.
(2), PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), PSK high class, cewek online, PSK online, dll.
Pada tipe PSK nomor 1 jelas tidak bisa dilakukan intervensi karena praktek PSK langsung tidak lagi dilokalisir. Sedangkan ada tipe PSK nomor 2 mustahil melakukan intervensi karena transaksi seks terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu dengan berbagai modus, bahkan memakai media sosial.
Kalau Dinkes Jabar tetap ngotot mengatakan jumlah kasus HIV/AIDS di Jabar turun, maka semua warga Jabar harus dites HIV secara priodik. Soalnya, warga Jabar yang tidak pernah tes HIV status HIV-nya bukan negatif, tapi tidak diketahui.
Ada lagi pernyataan yang menyesatkan: "Salahsatu three zero adalah mencegah adanya HIV baru, yaitu dari Ibu yang positif kemudian ditularkan kepada bayinya. ...." Ini jelas tidak layak disampaikan karena kondisi ini merupakan pembiaran yaitu membiarkan seorang suami tertular HIV/AIDS dan menularkan ke istrinya. Bukan ini yang diharapkan dalam penanggulangan HIV/AIDS.
Penanggulangan yang diharapkan adalah intervensi di hulu yaitu memaksa laki-laki dewasa memakai kondom setiap kali melakukan hubungan seksual dengan PSK. Tanpa langkah ini insiden infeksi HIV baru akan terus terjadi yang kelak bermuara pada 'ledakan AIDS' di Jabar yang bisa jadi merupakan 'Afrika Kedua". *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H