Bahkan sebelum Trump, warga AS yang kental dengan perbedaan kulit pun (rasis) justru memilih presiden yang berlainan warna kulit dengan mereka daripada dipimpin oleh seorang perempuan yang kulitnya sewarna dengan mereka.
Membabi-buta dengan materi kampanye copy-paste dari pidato capres sebuah negara tanpa memperhatikan kecenderungan warga dalam memilih pemimpin akhirnya jadi bumerang. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!