Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pelanggan PSK di Tretes Berisiko Tinggi Tertular HIV/AIDS

7 Mei 2019   08:22 Diperbarui: 7 Mei 2019   08:27 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(2). Ada pula laki-laki dewasa yang berisiko tertular HIV/AIDS yaitu yang melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan 3 PSK tsb. Dalam kehidupan sehari-hari laki-laki yang menularkan HIV kepada PSK itu bisa sebagai seorang suami sehingga ada potensi penularan HIV ke istrinya atau pasangan seks lain (horizontal) melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah. Jika istrinya tertular HIV, maka ada pula risiko penularan vertikal dari ibu-ke-bayi yang dikandungnya terutama saat persalinan dan menyusui dengan air susu ibu (ASI).

Dalam berita sama sekali tidak ada informasi yang memberikan pemahaman bagi masyarakat, seperti dua hal di atas.

Kepala Seksi Operasi Satpol PP Kabupaten Pasuruan, Ajar Dollar, mengatakan penemuan 3 PSK pengidap HIV/AIDS bukan yang pertama karena: "Pada razia-razia sebelumnya di kawasan Tretes juga sering PSK positif setelah diperiksa. Ini memprihatinkan."

Informasi ini sangat berarti kalau dibawa ke realitas sosial yaitu dikaitkan dengan perilaku laki-laki dewasa di Pasuruan terkait dengan hubungan seksual dengan PSK. Berbagai studi menyebutkan seorang PSK rata-rata melayani 3-5 laki-laki setiap malam. Maka, dengan jumlah PSK yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS di Tretes tentulah sudah ratusan bahkan ribuan laki-laki yang berisiko tertula HIV/AIDS.

Itu artinya Pemkab Pasuruan perlu membuat regulasi yang tidak melawan hukum dan melanggar HAM untuk mendeteksi kasus HIV/AIDS di masyarakat. Soalnya, warga yang mengidap HIV/AIDS tidak menyadari dirinya sudah tertular HIV karena tidak ada gejala-gejala yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan.

Jika warga Pasuruan yang mengidap HIV/AIDS tidak terdeteksi, maka mereka jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah. Penyebaran HIV/AIDS ini bagaikan 'bom waktu' yang kelak berakhir sebagai 'ledakan AIDS'. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun