Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Alergi pada Anak Jika Dibiarkan Hambat Tumbuh Kembang Anak

11 April 2019   22:10 Diperbarui: 15 April 2023   07:46 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana media gathering Sarihusada, Jakarta, 10/4-2019 dengan narasumber Prof DR Budi Setiabudiawan, dr, SpA(k), M.Kes. Konsultan Alergi dan Imunologi Anak di FK Unpad, Bandung (kedua dari kanan), Meutia Athaya, Brand Manager Allergy Care Sarihusada (kanan) (Foto: Syaiful W. Harahap

#BundaTanggapAlergi dengan Gerakan 3K yaitu Kenali, Konsultasikan dan Kendalikan

Kondisi janin dan 1000 Hari Pertama Kelahiran (1000 HPK) sangat menentukan masa depan anak. Salah satu dampak buruk jika semasa dalam kandungan dan 1000 HPK anak tidak mendapatkan nutrisi yang seimbang, maka akan terjadi malanutrisi yang akhirnya sampai pada kondisi stunting (tinggi dan berat badan berdasarkan umur yang tidak sesuai dengan standar). Ini pada akhirnya menganggu tumbuh kembang anak sehingga tidak optimal.  

Faktor lain yang mendorong malanutrisi adalah alergi pada anak yaitu suatu kondisi berupa reaksi dari sistem kekebalan tubuh terhadap sesuatu yang dimakan atau dihirup yang sebenarnya tidak berbahaya dan tidak pula semua anak mengalaminya. Sedangkan pemicu alergi disebut alergen, seperti tungau, serbuk, jamur, bulu binatang serta minuman dan makanan tertentu. Reaksi alergi bisa terjadi di permukaan kulit dan saluran pernapasan.

Susu Sapi

Kejadian alergi, terutama alergi makanan, dialami oleh penduduk di banyak negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Alergi karena makanan, misalnya, prediksi World Allergy Organization (WAO) di dunia ada  240 - 550 juta penduduk Bumi yang mungkin menderita alergi makanan (The WAO White Book on Allergy: Update 2013). Angka ini menggambarkan tingkat prevalensi alergi antara 10 -- 40 persen dari populasi dunia, dari jumlah itu 7,5 persen adalah anak-anak.

Padahal, alergi makanan pada anak berpotensi mempengaruhi kesehatan anak karena mengganggu pemenuhan kebutuhan nutrisi, terutama pada masa tumbuh kembang. Malanutrisi pada 1000 HPK akan menentukan kualitasi hidup seorang anak sejak bayi, balita, remaja, dewasa sampai lansia. Alergi pada anak juga membuat anak berisiko mengalami keterlambatan pertumbuhan.

[Baca juga: Kecukupan Nutrisi pada "1000 Hari Pertama Kehidupan" Cegah Stunting]

Untuk itulah Sarihusada, melalui brand SGM Eksplor Soya, mengajak orang tua, terutama Bunda' untuk mengenali sejak dini gejala dan cara mengatasi (risiko) alergi pada Si Kecil (anak) melalui #BundaTanggapAlergi dengan melakukan "Gerakan 3K" yaitu Kenali, Konsultasikan dan Kendalian.

Sehubungan dengan hal ini Sarihusada melakukan media gathering untuk wartawan dan blogger bersama pakar dan Bunda dengan anak yang berisiko alergi di Jakarta (10/4-2019). Kegiatan ini juga untuk mendukung kegiatan World Allergy Week 2019 yang dilangsung dengan skala internasional tanggal 7 -- 13 April 2019.

Dok WAO
Dok WAO
"Gerakan 3K" jadi penting artinya bagi Bunda dan Si Kecil  karena anak-anak yang alergi juga membutuhkan protein sebagai salah satu komponen nutrisi seimbang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang kelak jadi kunci kesehatan anak di masa depan.

Celakanya, salah satu makanan yang jadi penyebab alergi pada anak adalah susu sapi (whey dan kasein). Padalah, seperti dikatakan oleh Prof DR  Budi Setiabudiawan, dr, SpA(k), M.Kes. Konsultan Alergi dan Imunologi Anak di FK Unpad, Bandung, susu sapi adalah salah satu sumber protein yang dibutuhkan anak untuk mendukung proses tumbuh kembang anak secara optimal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun