IS, seorang guru olahraga di SDN Kauman 3 Kota Malang diduga mencabuli siswanya. Kasus itu sedang ditangani oleh pihak Mapolres Kota Malang.Ini lead pada berita "Guru Olahraga Diduga Cabuli Siswanya, Wali Murid Resah" (kompas.com, 11/2-2019).
Murid atau siswa-siswi sekolah dasar (SD) ada pada rentang usia 7-13 tahun. Rentang usia ini jadi sasaran pedofilia (laki-laki dewasa yang menyalurkan dorongan seksual kepada anak-anak rentang usia 7 -- 12 tahun).
Dalam berita disebutkan: Sutiaji (Wali Kota Malang-pen.) tidak menyangka ada guru yang telah mencabuli siswinya yang masih di bawah umur. Bahkan, Kepala SDN Kauman 3 saat dimintai keterangan juga mengaku kaget.
Pak Wali Kota dan Kepala SDN rupanya tidak mengetahui perilaku seksual yang termasuk parafilia (orang-orang, laki-laki dan perempuan, dewasa yang menyalurkan dorongan seksual dengan cara-cara yang yang lain, bisa disebut tidak biasa).
[Baca juga: Parafilia, Memuaskan Dorongan Hasrat Seksual 'di atau dari Sisi Lain']
Contohnya, infantofilia menyalurkan dorongan seks kepada bayi dan anak-anak rentang usia 0 -- 7 tahun. Di Indonesia sudah puluhan kasus infantofilia yang ditangani polisi.
[Baca juga: Infantofilia Mengintai Bayi dan Anak-anak Sebagai Pelampiasan Seks]
Lalu ada paedofilia yaitu laki-laki dewasa yang menyalurkan dorongan seksual, seks vaginal dan/atau seks anal, dengan anak-anak pada rentang usia 7 -- 12 tahun. Sedangkan perempuan dewasa yang menyalurkan dorongan seksual dengan remaja disebut cougar.
[Baca juga: Cougar, Fantasi Romantis Seks Remaja Bagi Perempuan Dewasa]
Kalau saja Pak Wali Kota dan Kepala SDN3 memahami orientasi seksual, terutama yang menyangkut parafilia tentulah tidak perlu 'tidak menyangka ada guru yang telah mencabuli siswinya yang masih di bawah umur' dan kaget. Soalnya, orentasi seksual dan parafilia ada di lingkungan masyarakat.
Yang membuat runyam adalah media massa, media online dan media sosial hanya menyerang LGBT. Padahal, LGBT tidak melakukan kekerasan seksual. Ada salah paham soal sodomi yang selalu dikaitkan dengan LGBT, dalam hal ini gay. Seks pada gay memang seks anal tapi tidak dengan kekerasan. Sedangkan sodomi adalah kekerasan seksual secara anal seks yang dilakukan oleh laki-laki dewasa yang bisa saja sebagai heteroseksual.