Ketiga, pendekatan yang ramah terhadap anak. Orang tua diharapkan tidak memaksa anak, terutama dalam hal makan. Cari cara yang baik dengan meminta nasihat ke dokter.
Maka, seperti yang dilakukan oleh Ayu yaitu membujuk anak makan dengan 'imbalan' gadget dinilai tidak baik. Maka,yang perlu adalah langkah-langkah pesuasif dengan panduan menu dan cara makan yang diberikan dokter.
Keempat, cari solusi dari ahli bukan dari komunitas atau Internet. Soalnya, informasi di Internet tidak selamanya akurat.
[Baca juga: "D]anone Blogger Academy" Melanjutkan Tradisi]
Kelima, Â dukungan dari keluarga. Selain orang tua, anggota keluarga, teman, sahabat, dll. juga diharapkan memberikan dukungan agar orang tua bisa mengatasi kesulitan makan pada anak.
Kurang gizi dan malanutrisi tidak selamanya terkait dengan kemiskinan karena di kalangan menengah atas pun ada kasus stunting. Maka, sangat diharapkan pemerintah di daerah, terutama pemerintah kabupaten dan kota, aktif dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.
Posyandu dan Puskesmas pun diharapkan tidak lagi sekedar tukang catat tinggi badan dan berat badan bayi dan anak-anak yang rutin setiap bulan. Diharapkan ada analisis dan diagnosis terhadap data tinggi badan dan berat badan  sehingga ada pegangan orang tua untuk membesarkan anak-anaknya dengan baik.
Jika kita tidak bisa beranjak dari lima besar jumlah stunting dunia, maka negeri ini tidak akan bisa melangkah mendekati negara-negara maju, bahkan di lingkungan ASEAN. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H