(2). HIV sebagai virus belum bisa dimatikan di dalam tubuh. Sedangkan AIDS bukan penyakit tapi kondisi seseorang yang tertular HIV pada rentang waktu antara 5-15 tahun. Sekarang ada obat yaitu obat antiretroviral (ARV) yang hanya bisa menekan laju perkembangbiakan HIV di darah. Obat ARV diminum seumur hidup tapi perlu diingat obat ARV diminum berdasarkan diagnosis dokter setelah hasil tes HIV positif yaitu hasil tes CD4 di bawah 350.
(3). Tidak ada tanda-tanda, ciri-ciri atau gejala-gejala yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan orang-orang yang tertular HIV sebelum masa AIDS (secara statistik antara 5-15 tahun setelah tertular HIV). Inilah yang membuat epidemi HIV jadi persoalan besar di dunia karena orang-orang yang sudah tertular HIV tidak menyadarinya dan mereka tetap melakukan perilaku berisiko menularkan HIV, al. hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Jika Saudara tetap memutuskan untuk tes HIV ulang, perhatikan ketentuan tes HIV yaitu minimal tiga bulan setelah seks berisiko terakhir dan ditempat tes HIV yang direkomendasi oleh Kemenkes RI, seperti di Klinik VCT di Puskesmas dan Rumah Sakit Daerah.
Lagi pula kalau Saudara tidak pernah melakukan hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan seseorang yang sering ganti-ganti pasangan (PSK), Saudara tidak perlu risau.Â
Kalau orang 'omongin' Saudara terkena AIDS karena badan kurus, silakan ke dokter untuk mendapatkan jalan keluar agar badan Saudara tidak sekurus yang bisa dikait-kaitkan orang dengan HIV/AIDS. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H