Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS di Ponorogo, yang Turun Kasus Terdeteksi Bukan Jumlah Warga Terinfeksi

3 Januari 2019   09:59 Diperbarui: 3 Januari 2019   10:37 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: babbletop.com)

Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo (Jawa Timur-pen.) mencatat adanya penurunan jumlah warga yang terjangkit virus HIV/AIDS di tahun 2018 ini. Dari data yang berhasil dihimpun sampai dengan bulan November, 78 orang ditemukan terjangkit HIV/AIDS. "Penderita HIV/AIDS untuk tahun 2018 sampai dengan November ini adalah 78 orang, menurun dibandingan tahun lalu yang mencapai 137 orang. ...." tutur Rahayu Kusdarini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo (harianbhirawa.com, 2/12-2018).

Ada beberapa hal yang tidak pas dalam pernyataan di atas, yaitu:

Pertama, yang turun adalah jumlah kasus yang terdeteksi yaitu warga yang menjalani tes HIV baik secara sukarela atau karena terkait dengan penyakit yang diderita sehingga dianjurkan tes HIV.

Kedua, tidak bisa diketahui dengan pasti berapa jumlah warga Ponorogo yang tertular HIV/AIDS karena penularan HIV/AIDS al. erat kaitannya dengan masalah pribadi yaitu hubungan seksual yang tidak aman.

Hubungan seksual yang tidak aman terutama dilakukan oleh laki-laki dewasa dengan kondisi tidak memakai kondom dengan perempuan yang berganti-ganti (di dalam dan di luar nikah) atau dengan perempuan yang sering ganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK).

Apakah Dinkes Kab Ponorogo bisa mengawasi perilaku seksual semua laki-laki dewasa warga Kab Ponorogo?

Tentu saja tidak bisa!

Terkait dengan penurunan kasus HIV/AIDS yang terdeteksi bisa terjadi karena beberapa hal, seperti penjangkauan yang tidak gencar, warga yang terinfeksi HIV belum masuk masa AIDS karena tidak mengalami gangguan kesehatan mereka tidak berobat ke Puskesmas atau rumah sakit.

Disebutkan " .... Tim kami melakukan jemput bola dan pendekatan pada kelompok -- kelompok kunci tersebut, misal malam-malam datang ke kelompok kunci untuk melakukan konseling. ...."

Kalau yang dimaksud dengan 'kelompok kunci' adalah PSK, maka persoalan besar bukan pada PSK tsb. tapi pada laki-laki dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan PSK.

Jika di antara PSK ada yang mengidap HIV/AIDS, maka laki-laki yang seks dengan PSK tanpa memakai kondom berisiko tertular HIV. Kalau laki-laki tertular HIV, maka laki-laki tsb. jadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Bagi yang punya istri akan menularkan HIV ke istrinya. Kala istrinya tertular maka ada pula risiko penularan secara vertikal ke bayi yang dikandung istrinya kelak terutama saat persalinan dan menyusui dengan air susu ibu (ASI).

Selama di wilayah Kabupaten Ponorogo ada  transaksi seks dalam berbagai bentuk an modus biar pun tidak ada lokalisasi pelacuran, maka selama itu pula insiden infeksi HIV baru akan terus terjadi terutama pada laki-laki dewasa yang sering membeli seks ke PSK. Indikatornya kelak adalah penemuan kasus-kasus HIV/AIDS pada bayi dan ibu hamil. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun