Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tanpa Program Riil Pemkot Depok Canangkan Penularan HIV Berhenti Tahun 2025

15 Desember 2018   17:30 Diperbarui: 15 Desember 2018   17:38 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wali Kota Depok, Idris Abdul Shomad, menargetkan pengidap HIV di Depok tak lagi bertambah atau kosong di tahun 2025 mendatang. In lead pada berita Pemerintah Kota Depok Targetkan Penularan HIV Berhenti di Tahun 2025 (jakarta.tribunnews.com, 9/12-2018).

Disebutkan jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS di Kota Depok, Jabar, tercatat 340. Tapi, yang perlu diingat adalah angka ini (340) bukan jumlah riil warga Kota Depok yang mengidap HIV/AIDS. Soalnya, epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es yaitu jumlah kasus yang terdeteksi (340) digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut.

Perilaku Seksual
Itu artinya warga Kota Depok yang mengidap HIV/AIDS tapi tidak terdeteksi jadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah. Hal ini terjadi tanpa mereka sadari karena warga Kota Depok yang mengidap HIV/AIDS tapi tidak terdeteksi tidak menyadari dirinya sudah mengidap HIV/AIDS karena tidak ada gejala-gejala yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan mereka.

Itu artinya dalam tujuh tahun ke depan tetap terjadi penyebaran HIV/AIDS di masyarakat Kota Depok yang dilakukan oleh warga pengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi. Indikator yang jelas dapat dilihat dari bayi yang lahir dengan HIV/AIDS dan ibu hamil yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS. Ibu-ibu rumah tangga itu tertular dari suaminya.

Selain itu ada pula insiden infeksi HIV baru yang terjadi karena perilaku seksual yang berisiko tertular HIV, al.:

(1). Laki-laki dewasa heteroseksual warga Kota Depok yang sering melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom dengan perempuan yang berganti-ganti, di dalam nikah (kawin-cerai) dan di luar nikah (zina, selingkuh, dll.), di wilayah Kota Depok, di luar wilayah Kota Depok dan di luar negeri.

Dalam kehidupan sehari-hari laki-laki bisa sebagai seorang suami sehingga ada risiko penularan HIV pada istrinya. Jika istrinya tertular HIV, maka ada pula risiko penularan HIV secara vertikal ke bayi yang dikandungnya terutama saat persalinan dan menyusui dengan air susu ibu (ASI). Bisa juga punya istri lebih dari satu serta pasangan seks lain.

(2). Perempuan dewasa heteroseksual warga Kota Depok yang sering melakukan hubungan seksual dengan laki-laki yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, di dalam nikah (kawin-cerai) dan di luar nikah (zina, selingkuh, dll.), di wilayah Kota Depok, di luar wilayah Kota Depok dan di luar negeri.

Dalam kehidupan sehari-hari perempuan ini bisa sebagai seorang istri sehingga ada risiko penularan HIV pada suaminya. Ada pula risiko penularan HIV secara vertikal ke bayi yang dikandungnya terutama saat persalinan dan menyusui ASI. Perempuan ini bisa saja istri yang kesekian sehingga berisiko menularkan ke suam yang selanjutnya jika suami tertular HIV maka ada pula risiko penularan ke istri lain atau perempuan lain.

(3). Laki-laki dewasa heteroseksual warga Kota Depok yang sering melakukan hubungan seksual tanpa memakai kondom dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, yaitu pekerja seks komersial (PSK) langsung atau PSK tidak langsung.

Dalam kehidupan sehari-hari laki-laki bisa sebagai seorang suami sehingga ada risiko penularan HIV pada istrinya. Jika istrinya tertular HIV, maka ada pula risiko penularan HIV secara vertikal ke bayi yang dikandungnya terutama saat persalinan dan menyusui dengan ASI;

Yang dimaksud dengan:

(a). PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan.

(b). PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), PSK high class, cewek online, dll.

Panen AIDS
Pertanyaan untuk Pak Wali Kota Depok: Apakah ada jaminan di wilayah Kota Depok tidak ada praktek pelacuran yang melibatkan PSK langsung dan PSK tidak langsung?

Kalau jawabannya TIDAK, maka itu artinya insiden infeksi HIV baru pada laki-laki dewasa terus terjadi yang pada gilirannya mereka jadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat secara horizontal, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah, ke pasangannya.

Apakah Pak Wali Kota Depok bisa jamin dari sekarang sampai tahun 2025 tidak akan ada lagi warga Kota Depok, khususnya laki-laki dewasa, yang melakukan perilaku seksual berisiko nomor 1, 2 dan 3 di wilayah Kota Depok, di luar Kota Depok atau di luar negeri?

Kalau jawabannya TIDAK, maka pernyataan tahun 2025 tidak lagi menambah warga Kota Depok yang tertular HIV hanyalah sebatas orasi moral sebagai utopia belaka.

Dari matriks di bawah ini dapat dilihat sebelum tahun 2018 ada warga Kota Depok yang berisiko tertular HIV dan setelah tahun 2018 menuju tahun 2025 juga ada warta Kota Depok yang berisiko tertular HIV melalui perilaku seksual berisiko.

Dok Pribadi
Dok Pribadi
Dalam berita disebutkan: Satu langkah yang dilakukan Pemkot Depok untuk menekan jumlah penularan HIV dengan cara mengkampanyekan bahaya dan memberi pemahaman penyakit HIV.

Pertanyaan yang sangat mendasar adalah: Apakah dengan kampanye bahaya dan pemahaman HIV bisa mencegah agar warga Kota Depok tidak melakukan (lagi) perilaku seksual berisiko nomor 1, 2 dan 3?

Kalau jawabannya YA, apa program konkret yang dijalankan Pemkot Depok? Sayang, dalam berita tidak ada penjelasan yang konkret.

Kalau jawabannya TIDAK, itu artinya pernyataan bahwa pada tahun 2025 tidak ada lagi yang tertular HIV tidak akan tercapai. Maka, Pemkot Depok tinggal menunggu waktu untuk 'panen AIDS'. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun