Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seks di Ruang Publik, Sensasi Romantisme di Bawah Tekanan

14 Desember 2018   03:37 Diperbarui: 15 Desember 2018   04:45 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di beberapa tempat bugil di ruang publik (public sphere) tidak jadi masalah. Kemudian ada pula yang melakukan hubungan seksual di ruang publik, di fasilitas umum, seperti tolilet, taman, lift, dll.

Bugil dan seks di ruang publik pekan lalu menggemparkan Mesir karena sepasang warga Denmark merekam foto telanjang di puncak Piramida Agung Giza. Kegemparan muncul karena video berdurasi tiga menit itu bisa ditonton di You Tube, seperti dilaporkan bbc.dom (11/12-2018). Jangankan foto bugil, naik ke puncak piramida berusia 4.500 tahun itu saja tidak boleh. Pasangan Denmark itu membantas mereka melalukan hubungan seksual di puncak piramida biar dalam video ada adegan persetubuhan.

Perkembagan zaman kemudian membawa warga dunia memakai pakaian dengan berbagai mode, tapi kemapanan berpakaian tidak selamanya menyenangkan karena ada saja kelompok yang memilih berpakaian 'ala kadarnya'. Di konser-konser musik rok, misalnya, ada penonton yang hanya pakai cawat (laki-laki) sedangkan perempuan hanya pakai kutang dan cawat.

Yang perlu diingat adalah berpakaian ‘ala kadarnya’ di pantai dan jalan raya di tempat-tempat wisata yang permisif bukan bentuk eksibionisme (salah satu bentuk parafilia yaitu menunjukkan bagian-bagian tubuh tertentu yang terkait dengan dorongan seks di tempat umum) karena ada mandi di laut dan berjemur di pasir pantaiMaka, seks di tempat publik juga bukan eksibionisme.

Kalau sebatas laki-laki hanya memakai cawat dan perempuan memakai kutang dan cawat tidak jadi masalah di pantai, terutama di Bali. Bahkan, di beberapa tempat umum pun cara berpakaian itu tidak masalah. Di Yogyakarta agak lebih sopan.

[Baca juga: Pariwisata, Adakah "Hospitality" di Danau Toba dan DTW Lain Selain di Bali dan Yogyakarta?]

Tahun 2015 sepasang wisatawan Eropa,  Finlandia Catarina Aarnio, 22 WN Finlandia dan Giancarlo Allocca, 30, WN Italia, dideportasi dari Kamboja karena tertangkap ketika mereka telanjang mengendarai motor di Leuk Daek, Provinsi Kandal  (phnompenhpost.com, 9/1-2015).

Di Bali memang tidak ada pantai yang benar-benar bebas berjemur telanjang, tapi di beberapa tempat wisatawan telungkup atau telentang dengan hanya memakai kutang dan cawat. Hal yang sama juga terjadi di Gili Trawangan, Lombok, NTT. Tahun 2014 dua wisatawan Australia malah hajar warga yang menegur mereka karena kencing di pura di Badung.

Di Singapura telanjang di ruang privat juga perbuatan melawan hukum jika bisa dilihat orang lain, seperti tetangga, dengan jelas. Ada ancaman denda 2.000 dolar Singapura atau kurungan paling lama tiga bulan atau keduanya sekaligus (straitstimes.com, 14/4-2014).

Tentu saja lain halnya dengan hubungan seksual di ruang publik dan fasilitas publik, seperti toilet umum, taman, lift, dll. Bagi sebagian orang seks di tempat umum yang penuh dengan tekanan jadi bagian dari sensasi.

YouTube menunjukkan seks di 10 tempat yang mengejutkan. (1) Pada pertunjukan musik, (2) Stasiun kereta bawah tanah di Stasiun Metro Barcelona, Spanyol, (3) Pemain paralayang di Brasil seks di udara, (4) Di Las Vegas, AS, seks dilakukan pasangan di semacam bianglala, (5) Di tempat parkir sebuah toko di AS, (6) Di restoran McDonald juga di AS, (7) Di atap gedung pengadilan di AS, (8) Di tempat pengakuan dosa di sebuah gereja, (9) Di bangsal ruang bersalin rumah sakit di Inggris, (10) Di stadion baseball di AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun