Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seks di Ruang Publik, Sensasi Romantisme di Bawah Tekanan

14 Desember 2018   03:37 Diperbarui: 15 Desember 2018   04:45 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain sensasi diperkirakan  seks di ruang bersalin didorong anggapan bahwa hubungan seksual akan mempercepat persalinan. Tapi, tentu saja hal itu tidak jadi bagian dari prosedur persalinan di rumah sakit.

Seorang laki-laki mengingat-ingat seperti apa yang dia alami ketika berumur 20-an tahun. Ketika hendak pulang mereka, tiga pasangan, berhenti di tempat yang biasa dijadikan penggna jalan raya untuk buang air atau mandi karena ada di tebing di tepi sungai. Hari itu malam sekitar pukul 20.00. Langit cerah penuh dengan bintang. Satu persatu pasangan bergantian ke sungai.

Namun, laki-laki tadi tidak ke sungai tapi belok ke semak-semak. “Ya, suasananya sungguh sensasional karena selain dengusan napas ada suara-suara binatang, deruman mesin kendaraan bermotor dan suara air sungai,” kata laki-laki itu mengenang kisah 40 tahun lalu. Di tengah-tengah aksi itu si cewek menjerit. Ada apa? Rupanya dia tertusuk anak ilalang. Karena agak lama teman-temannya pun memanggil-manggil: “Na lolot mai jou.” (Lama sekalilah kalian), Dengan tergesa-gesa pasangan itu segera berlari-lari kecil menemui teman-teman di tepi jalan raya.

Bugil dan seks di ruang publik bisa memancing tindak kriminal bahkan kekerasan, seperti pemerasan, dll. Bisa juga terjadi kekesalan publik sehingga mendorong persekusi. Itulah sebabnya sebuah kota di Meksiko, Guadalajara, yang berpenduduk 1,5 juga jiwa kemudian membiarkan seks di tempat publik. Hal ini terjadi karena sebelumnya pasangan yang seks di tempat umum jadi korban pemerasan dan polisi pun tidak lagi fokus menangani kriminal karena tergoda menangkap pasangan mesum.

Pada pertunjukan musik di Eropa dan Amerika Serikat (AS) penggemar laki-laki hanya pakai cawat dan cewek pakai cawat dan kutang. Sedangkan di festival musik Woodstock (Woodstock Music and Art Fair) di New York, AS, penonton datang dengan berbagai gaya. Ada yang berpakain sehari-hari, ada yang hanya pakai cawat dan kutang, tapi ada juga laki-laki dan perempuan berbugilria seperti pada laman Getty Images.

Diskusi tentang apakah seks di tempat umum sebagai tindakan kriminal terus mengalir karena ada pro dan kontra. Seperti yang dipertanyakan sepasang remaja di AS ini, misalnya. Si cowok selalu mengajak pacarnya seks di taman ketika sedang mendaki atau seks di samping mobil ketika terjadi kemacetan. Di AS sendiri berbeda-beda hukum yang terkait dengan seks di ruang publik, tapi hal itu hanya masuk kategori perbuatan kurang baik, pidana enteng, pelanggaran hukum yang ringan, tindak pidana yang tergolong ringan atau misdemeanor.

Satu hal yang patut diperhatikan adalah silakan berbugilria dan seks di ruang publik, tapi di tempat yang memang diizinkan. Jika dilakukan di tempat yang disakralkan dll. itu artinya bukan lagi penyaluran libido alamiah, tapi sudah merupakan perbuatan yang melawan hukum dengan ancaman pidana kurungan dan/atau denda. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun