Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS di Karawang, Tidak Ada Kaitan Antara Desa dan Kota dengan Penularan HIV/AIDS

13 Desember 2018   18:52 Diperbarui: 14 Desember 2018   03:24 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pengidap penyakit berbahaya itu (maksudnya HIV/AIDS-pen.) telah menyebar sampai ke pedesaan." Ini dikatakan oleh Bupati Karawang, Jawa Barat, dr Cellica Nurrachadiana (kompas.com, 13/12-2018).

Jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS di Kab Karawang sejak 1992 sampai November 2018 tercatata 1.062.

Dengan menyebutkan bahwa HIV/AIDS sebagai penyakit berbahaya dikesankan penyakit lain tidak berbahaya. Padahal, semua penyakit berbahaya bahkan ada yang dalam hitungan jam bisa mematikan. Sedangkan kematian pada pengidap HIV/AIDS terjadi di masa AIDS yang secara statistik setelah 5-15 tahun tertular HIV.

Selain itu tidak ada kaitan langsung antara kota dan desa dengan (risiko) penularan HIV/AIDS karena penularan HIV/AIDS terkait langsung dengan perilaku seksual orang per orang. Risiko tertular HIV bisa terjadi di kota dan di desa jika melakukan hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah dengan pengidap HIV/AIDS.

Persoalan HIV/AIDS di Karawang mulai merebak ketika ada pekerja seks komersial (PSK) asal Karawang yang dipulangkan dari Batam, waktu itu masih dalam wilayah Provinsi Riau sekarang masuk Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Di awal tahun 1990-an ada tiga perempuan yang dipulangkan dari Batam karena mereka terdeteksi HIV-positif melalui survailans tes HIV terhadap PSK.

Yang tidak masuk akal surat dari Dinkes Riau ke Dinkes Jabar 'bocor' ke wartawan. Akibatnya, rumah tiga perempuan itu 'diserbu' wartawan media massa. "Aneh," kata ayah salah seorang perempuan tsb. "Anak saya belum sampai di rumah tapi beritanya sudah menyebar."

[Baca juga: Media Massa Menceraiberaikan Keluarga Kartam*]

Sedangkan perempuan yang lain juga heran karena dia yakin betul tidak pernah diwawancarai wartawan tapi beritanya muncul di media massa

[Baca juga: Derita Panjang Seorang Odha]

Dikatakan bahwa Cellica meminta masyarakat menjauhi perilaku seks bebas. Sebab, katanya, penyebaran HIV/AIDS di antaranya melalui hubungan seks bebas dan jarum suntik.

Lagi-lagi pernyataan Cellica ini mitos (anggapan yang salah) karena risiko tertular HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual (seks bebas), tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual yaitu salah satu atau dua-duanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom. Ini fakta (medis).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun