Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Medsos Vs Cendol, Hanya Sekelas Inikah?

9 Desember 2018   09:18 Diperbarui: 9 Desember 2018   12:30 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cendol Singapura Sumber: shutterstock

Memang benar adanya media sosial (medsos) ternyata jadi 'candu baru' yg membuat banyak orang di muka Bumi ini keblinger. Banyak penikmat medsos memakai kebencian, iri hati, dengki, dkk. sebagai dasar membuat konten. Maka, muncullah fitnah, ujaran kebencian, caci-maki, umpatan, dst ....

[Baca juga: Disebut-sebut Kritis dan Ekspresif: Kok, Ada yang Hanya (Bisa) Menyerang Pribadi, Fitnah dan Caci-maki?]

Maka, amatlah menggelikan ketika medsos di tiga negara bertetangga dan sesama 'bangsa' Melayu yaitu (menurut abjad): Indonesia, Malaysia dan Singapura heboh hanya karena ada posting-an yang menyebutkan bahwa Singapura mengklaim bahwa cendol, sejenis minuman pelepas dahaga, sebagai minuman asli milik Singapura.

'Debat kusir' pun terjadi. Ada netizen yang membela ada pula yang melawan. Ini semua berawal dari laporan "CNN Travel" yang menulis tentang 50 minuman dan makanan pencuci mulut (dessert) ternikmat di Bumi.

Salah satu di antaranya disebutkan "Cendol Singapore". Mulailah 'debat kusir' di ranah dunia maya melalui berbagai bentuk media sosial. Semua menyampaikan 'dalil' untuk menguatkan posting-an.

Tidak jelas apakah yang memulai 'debat kusir' itu sengaja memanipulasi informasi untuk menciptakan kehebohan di medsos. Soalnya, jika lapran "CNN Travel" dibaca dengan nalar, maka sama sekali tidak ada klaim bahwa cendol minuman milik Singapura. Padahal, netizen sudah menuding "CNN Travel" sebagai biang keladi yang menyulut kehebohan medsos.

Dalam laporan "Food and Drink: 50 of the world's best desserts" (ccn.com, 1/12-2018) disebutkan: On sweltering afternoons in Singapore, locals cool off with this chilled and silky sweet, which is a favorite at seaside restaurants and sidewalk stands. Iced coconut milk is sweetened with a palm sugar syrup, which lends it a lightly smoky, caramelized flavor. The rich liquid is a lush base for tender threads of green rice-flour jelly, which gets its vivid color from the pandan juice that's extracted from leaves of the tropical screw pine. Versions of this blissfully cool dessert can be found throughout southeast Asia, but with the addition of a scoop of sweetened red beans, Singapore's take on the classic treat remains especially tempting.

Sama sekali tidak ada pernyataan bahwa cendol adalah minuman milik Singapura melalui pernyataan: Versions of this blissfully cool dessert can be found throughout southeast Asia ....

Memang, disebutkan bahwa .... tetapi dengan tambahan satu sendok kacang merah yang dimaniskan, membawa (cendol) Singapura pada suguhan klasik tetap sangat menggoda.

Lagi pula jika dibaca deskripsi "CNN Travel" dan melihat foto cendol Singapura berbeda dengan cendol yang dikenal secara umum yaitu terdiri atas tepung beras hijau berbentuk jeli, warna yang hiudp dari jus pandan dengan ekstrak daun pinus tropis.

Mungkin itulah sebabnya tidak ada komentar dari "CNN Travel" karena laporannya sama sekali tidak menyebut bahwa cendol adalah minuman khas milik Singapura.

Yang heboh justru netizen yang tidak mencar kebenaran. Inilah salah satu perbedaan antara jurnalistik dengan media sosial yaitu check and recheck (sumber) serta covering bothside yang tidak jadi azas bagi netizen. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun