Belakangan ini media massa, media online dan media sosial ramai dengan pemberitaan dan posting-an tentang gejala-gejala HIV/AIDS.
Coba kita simak judul berita ini: Kenali 16 Gejala Kemungkinan Terkena Penyakit HIV/AIDS (banjarmasin.tribunnews.com, 30/11-2018). Dalam berita sama sekali tidak ada penjelasan bahwa gejala itu bisa dikaitkan dengan infeksi HIV jika ada perilaku berisiko. Maka, yang membaca pun akan panik ketika dia dapatkan ada salah satu atau beberapa gejala tsb. pada dirinya.
[Baca juga: Kemungkinan Tertular HIV/AIDS, Bukan Mengenali Gejala Tapi Menimbang Perilaku]
Instansi dan institusi juga aktivis AIDS dengan ringan mulut menyebut daftar gejala penyakit yang mereka sebut terkait HIV/AIDS tapi tidak menggelapkan fakta lain.
Gejala-gejala yang disebut terkait dengan HIV/AIDS tidak serta merta orang yang menunjukkan gejala-gejala tsb. mengidap HIV/AIDS atau sudah tertular HIV karena gejala-gejala tsb. juga bisa karena penyakit lain. Lagi pula secara medis tidak ada gejala yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan.
Yang membuat celaka adalah kalau ada seseorang yang sudah mengidap HIV/AIDS tapi tidak menjukkan gejala-gejala yang disebutkan, maka orang tsb. menganggap dirinya tidak mengidap HIV/AIDS. Ciloko, 'kan. Ini jadi bumerang karena orang ybs. jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.
Penyebutan gejala-gejala tsb. secara telanjang mengerikan dan menakutkan karena gejala-gejala itu bisa saja terjadi pada banyak orang karena gejala-gejala tsb. juga terkait dengan berbagai macam penyakit.
Gejala-gejala tsb. hanya bisa dikaitkan dengan infeksi HIV terhadap:
(1). Laki-laki dewasa heteroseksual yang sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal atau seks oral) tanpa memakai kondom dengan perempuan yang berganti-ganti, di dalam nikah (kawin-cerai) dan di luar nikah (zina, selingkuh, dll.);
(2). Perempuan dewasa heteroseksual yang sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal atau seks oral)dengan laki-laki yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, di dalam nikah (kawin-cerai) dan di luar nikah (zina, selingkuh, dll.);
(3). Laki-laki dewasa heteroseksual yang sering melakukan hubungan seksual penetrasi (seks vaginal, seks anal atau seks oral) tanpa memakai kondom dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, yaitu pekerja seks komersial (PSK) langsung atau PSK tidak langsung.