Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS di Jakarta, Beritahu Kaum Muda Cara Penyaluran Seks yang Aman

29 November 2018   17:08 Diperbarui: 29 November 2018   17:08 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: metro.co.uk)

Epidemi HIV/AIDS di dunia sudah dikenal sejak tahun 1981, sedangkan Indonesia baru mengakui ada HIV/AIDS di negeri ini tahun1987.

[Baca juga: Menyoal (Kapan) 'Kasus AIDS Pertama' di Indonesia]

Biar pun sudah puluhan tahun, tapi tidak ada langkah-langkah yang konkret untuk menanggulangi HIV/AIDS. Semua hanya pada tataran orasi moral bahkan dengan informasi yang dibalut dengan norma, moral dan agama sehingga yang sampai ke masyarakat hanya mitos (anggapan yang salah) tentang HIV/AIDS.

Misalnya, dengan menyebutkan penularan HIV/AIDS karena zina, seks dengan PSK, dll. Ini menyesatkan karena penularan HIV melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual (zina, seks bebas, seks dengan PSK, dll.), tapi karena kondisi hubungan seksual yaitu salah satu atau dua-duanya mengidap HIV/AIDS dan laki-lak tidak memaka kondom.

Kabiro Kesejahteraan Sosial Pemprov DKI Jakarta, Zaenal, mengatakan: " .... bahwa penyakit AIDS itu berbahaya, bahwa HIV itu berbahaya harus kita hindarkan, harus kita basmikan dari bumi Indonesia ini."

Pak Zaenal, bagaimana caranya? Dalam berita Zaenal mengatakan caranya adalah dengan perubahan pola hidup. Ini 'kan orasi moral karena tidak jelas pola hidup yang macam apa yang harus diubah agar terhindar dari HIV/AIDS.

Terkait dengan judul berita ini yang menyebut pemuda, ada persoalan besar yaitu usia pemuda adalah saat libido seks sangat kuat sehingga perlu penyaluran melalui hubungan seksual. Ini yang membuat kasus HIV/AIDS banyak terdeteksi pada rentang usia 15-39 tahun. Mereka menyalurkan dorongan seksual dengan cara-cara yang tidak aman. Nah, pada ranah inilah yang perlu dilakukan intevensi yaitu memberikan pengetahuan yang akurat kepada pemuda tentang cara menyalurkan dorongan seksual yang aman.

Disebutkan dalam berita: Direktur UNAIDS Indonesia, Kittaryawan Tina Boonto, mengatakan baru separuh orang yang terkena dampak HIV/AIDS di Jakarta mengetahui statusnya.

Persoalannya adalah selama ini masyarakat hanya diberikan mitos soal HIV/AIDS sehingga banyak warga yang tidak menyadari dirinya berisiko tertular HIV/AIDS.

[Baca juga: Tertular HIV karena Termakan Mitos "Cewek Bukan PSK"]

Kondisinya kian runyam karena Pemprov DKI Jakarta tidak mempunyai program yang konkret untuk mendeteksi warga pengidap HIV/AIDS. Dalam Perda AIDS Jakarta pun tidak ada mekanisme yang riil untuk mendeteksi kasus HIV/AIDS di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun