Lagi-lagi tidak bisa.
Maka, itu artinya ada risiko penyebaran HIV di masyarakat melalui laki-laki dewasa yang tertular HIV/AIDS melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan PSK langsung atau PSK tidak langsung di wilayah Kab Tasikmalaya atau di luar wilayah Kab Tasikmalaya.
Penularan terjadi secara diam-diam karena orang-orang yang tertular HIV/AIDS tidak menyadari dirinya sudah mengidap HIV/AIDS karena tidak ada tanda-tanda yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan mereka.
[Baca juga: Menyibak Peran Perda AIDS Kab Tasikmalaya, Jawa Barat]
Dengan kondisi tsb., apa yang dilakukan Pemkab Tasikmalaya, dalam hal ini Dinkes Kab Tasikmalaya? Dikatakan oleh Plt Kadinkes, Achmad Muksin, pihaknya terus melakukan upaya pencegahan penularan HIV/AIDS di Kabupaten Tasikmalaya yakni dengan cara sosialisasi ke semua lini. Soalnya, dalam hal ini kami tidak bisa bekerja sendiri, tetap butuh peran masyarakat dan para orang tua," tandasnya.
[Baca juga: Tertular HIV karena Termakan Mitos "Cewek Bukan PSK"]
Yang perlu diteliti oleh Pemkab Tasikmalaya adalah di mana suami-suami itu melakukan perilaku seks yang berisiko. Kalau di wilayah Tasikmalaya, maka bisa dilakukan intervensi agar laki-laki selalu memakai kondom ketika seks dengan PSK.
Masalah besar bagi Pemkab Tasikmalaya adalah kalau suami-suami hang menularkan HIV ke istri ternyata melakukan seks berisiko di luar wilayah Kab Tasimalaya. Soalnya, Pemkab tidak bisa melakukan intervensi ke daerah lain.
Itu artinya penyebaran HIV/AIDS akan terus terjadi di wilayah Kab Tasikmalaya sebagai 'bom waktu' yang kelak memicu 'ledakan AIDS'. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H