Kedua, Hunt memberikan gambaran ketika seseorang menghabiskan waktu di dunia maya melalui media sosial itu artinya ada waktu yang terpakai sehingga seseorang tidak bekerja, tidak bertemu teman-teman untuk makan, atau tidak bertemu teman lagi untuk bercengkerama. Padahal, menurut Hunt, kegiatan-kegiatan di dunia nyata merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan kepercayaan diri dan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri.
Dalam bahasa lain disebutkan sebagai makhluk sosial seseorang membutuhkan interaksi dan pengakuan sebagai bagian dari komunitas. Celakanya, teknologi komunikasi, terutama Internet, mengacaukan hal tsb. Tapi, hal itu hanya terjadi pada orang-orang yang menggunakan media sosial untuk kebutuhan 'sosial' mereka.
Celakanya, banyak pengguna media sosial justru 'membenamkan diri' di media sosial ketika terjadi depresi karena itulah yang yang mereka kenali sebagai teman. Kondisi ini kian buruk karena pengguna media sosial akan memilih ke platform lain ketika merasa depresi daripada beranjak dari tempat tidur menjumpai keluarga, kerabat atau teman di dunia nyata.
Memang, banyak orang akan tetap menggunakan media sosial dan tidak akan berubah, Tapi, Hunt berharap ada sedikit perubahan dalam kehidupan terkait dengan dampak media sosial. "Secara umum saya ingin mengatakan, lupakan telpon Anda dan habiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang," pinta Hunt (bahan-bahan dari VOA Indonesia, Huffington Post, dan sumber-sumber lain). *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H