Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS di Lebak, Lagi-lagi Ibu Rumah Tangga yang Jadi Korban

27 November 2018   06:40 Diperbarui: 6 Oktober 2022   15:30 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu saja tidak bisa karena ada PSK tidak langsung yang melakukan transaksi seks di sembarang waktu dan sembarang tempat dengan berbagai modus bahkan memakai media sosial.

Ada laki-laki yang terkecoh merasa dirinya tidak berisiko tertular HIV/AIDS karena hubungan seksual dengan yang bukan PSK langsung yaitu dengan PSK tidak langsung. Padahal, secara empiris PSK langsung dan PSK tidak langsung sama saja sebagai perempuan yang berisiko tinggi tertular HIV.

[Baca juga: Tertular HIV karena Termakan Mitos "Cewek Bukan PSK"]

Dikatakan oleh Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, dr Firman Rahmatullah: "Sebagian besar penyebaran kasus HIV/AIDS akibat hubungan seks bebas."

Pertama, 'seks bebas' adalah terminologi yang ngawur karena tidak jelas artinya. Kalau yang dimaksud 'seks bebas' adalah melacur, maka risiko penularan HIV/AIDS bukan hanya melalui pelacuran.

Kedua, dalam epidemi HIV/AIDS yang dikenal adalah seks yang tidak aman yaitu hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan seseorang yang sering berganti-ganti pasangan, seperti PSK langsung dan PSK tidak langsung.

Mengaitkan risiko penularan HIV dengan 'seks bebas' merupakan mitos (anggapan yang salah) karena penularan HIV melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubungan seksual (seks bebas), tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual di dalam dan di luar nikah yaitu salah satu atau dua-duanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom. Ini fakta (medis).

Ada pula pernyataan: Selain itu juga kasus penyebaran virus mematikan tahun ke tahun meningkat.

Belum ada kasus kematian pengidap HIV/AIDS karena virus (HIV) atau karena HIV/AIDS. Kematian pengidap HIV/AIDS terjadi di masa AIDS, secara statistik antara 5-15 tahun setelah tertular HIV, karena penyakit yang disebut infeksi oportunistik, seperti diare, TB, dll.

Disebutkan pula: Mereka penderita yang diketahui positif tertular virus mematikan itu setelah berobat ke RSUD Adjidarmo.

Kondisi di atas bisa jadi warga yang berobat sudah ada di masa AIDS. Itu artinya selama 5-15 tahun tanpa mereka sadari mereka sudah menularkan HIV/AIDS ke orang lain. Suami menularkan ke istri dan pasangan seks lain. Bahkan ada laki-laki yang beristri lebih dari satu. Jika istri tertular, maka ada pula risiko penularan HIV ke bayi yang dikandungnya kelak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun