Disebutkan dalam berita: Sebagian warung dipergoki menyiapkan perempuan penghibur. Saat dirazia, sebagian cepat-cepat kabur. Mereka dicurigai menjadi penyebar virus.
Yang menyebarkan virus (HIV) bukan perempuan penghibur. Mereka justru korban karena ditulari HIV/AIDS oleh laki-laki pelanggan yang seks tanpa kondom. Selanjutnya ada pula laki-laki yang berisiko terular HIV/AIDS yaitu pelanggan perempuan penghibur yang juga seks tanpa kondom.
Di bagian lain disebutkan: Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik dr Mukhibatul Khusnah, mengatakan: ''Jika mereka menjadi penjaja seks, sangat mungkin menularkan. Itu yang dikhawatirkan."
Yang lebih mengkhawatirkan adalah laki-laki yang menularkan HIV/AIDS ke perempuan penghibur dan laki-laki yang tertular HIV/AIDS dari perempuan penghibur. Mereka ini jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, tanpa kondom. Ini terjadi karena pengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi tidak menyadari dirinya mengidap HIV/AIDS karena tidak ada gejala-gejala yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan.
Untuk memutus mata rantai penyebaran HIV/AIDS di Kab Gresik, bulan merazia warung remang-remang, tapi mendeteksi warga yang mengidap HIV/AIDS. Dengan pendampingan pengidap HIV/AIDS akan menghentikan penyebaran HIV/AIDS mulai dari dirinya. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H