Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS di Kabupaten Semarang, Penularannya Bukan Karena Orientasi Seksual

20 Oktober 2018   04:40 Diperbarui: 20 Oktober 2018   05:02 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustasi (Sumber: planetfem.co.uk)

Dalam berita juga tidak ada penjelasan tentang bagaimana kalangan heteroseksual tertular HIV/AIDS. Tanpa penjelasan tentang cara heteroseksual tertular HIV, maka berita ini pun tidak memberikan pencerahan kepada publik tentang cara-cara penularan HIV.

Disebutkan oleh Taufik Kurniawan, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Semarang, program jangka panjang yang tengah digarap olehnya ialah pendampingan guna peribahan perilaku para Odha.

Pendampingan dan perubahan perilaku Odha ada di hilir. Artinya warga yang didampingi adalah orang-orang yang sudah tertular HIV/AIDS. 

Itu artinya KPA menunggu warga tertular HIV/AIDS selanjutnya menjalani tes HIV. Jika hasil tes HIV positif, maka diberikan pendamping untuk perubahan perilaku.

Yang diperlukan adalah langkah yang konkret di hulu yaitu menurunkan, sekali lagi hanya bisa menurunkan, insiden infeksi HIV/AIDS baru khususnya pada laki-laki melalui hubungan seksal dengan pekerja seks komersial (PSK). Tanpa progam yang konkret di hulu, maka insiden infeksi HIV akan terus terjadi.

Laki-laki dewasa yang tertular HIV/AIDS akan jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, secara diam-diam karena mereka tidak menyadari kalau dirinya sudah tertular HIV/AIDS. Ini terjadi karena tidak ada tanda-tanda yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan.

Penyebaran HIV/AIDS di masyarakat di Kabupaten Semarang ibarat 'bom waktu' yang kelak bermuara pada 'ledakan AIDS'. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun