Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mitigasi Tsunami Antara Peringatan Dini vs Relokasi

6 Oktober 2018   08:51 Diperbarui: 13 Mei 2024   12:21 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta zona pertemuan lempeng aktif serta kemenerusan sesar aktif di Kepulauan Indonesia (Sumber: kompas.com, 4/8-2018/Buku Peta Gempa Indonesia, PusGeN, 2017)(Buku Peta Gempa Indonesia, PusGeN, 2017)

Tidak bisa dibayangkan ibu-ibu yang menggendong bayi dan menuntut balita sambil menangis dan berteriak di tengah kerumunan warga yang panik. Lansia pun melangkah terseok-seok.

Peta zona pertemuan lempeng aktif serta kemenerusan sesar aktif di Kepulauan Indonesia (Sumber: kompas.com, 4/8-2018/Buku Peta Gempa Indonesia, PusGeN, 2017)(Buku Peta Gempa Indonesia, PusGeN, 2017)
Peta zona pertemuan lempeng aktif serta kemenerusan sesar aktif di Kepulauan Indonesia (Sumber: kompas.com, 4/8-2018/Buku Peta Gempa Indonesia, PusGeN, 2017)(Buku Peta Gempa Indonesia, PusGeN, 2017)
Maka, yang perlu disosialisasikan adalah relokasi permukiman dari semua garis pantai yang berisikok diterjang tsunami (lihat peta).

Dikabarkan Kementerian Agraria dan Tata Ruang bersama Kementerian PUPR sudah merancang permukiman baru untuk merelokasi warta terdampak tsunami di Kota Palu. Ini langkah terpuji karena jauh lebih baik merelokasi permukiman daripada sibuk mengurus buoy.

Tentu saja tantangan bagi pemerintah daerah di pesisir neger yang rawan diterjang tsunami. Tapi, dari pengalaman Kementerian ESDM yang sudah mengirimkan peta faktor penyebab bencana alam yang tidak ditanggapi daerah adalah usaha yang pelik untuk mengajak warga pindah dari garis pantai terdampak tsunami.

 Apakah relokasi harus menunggu (dulu) sampai tsunami datang menerjang bangunan, meratakan permukiman dan menelan korban jiwa? *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun