Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yuppies di Indonesia Akankah Mereka Beralih ke Yippies?

27 September 2018   16:14 Diperbarui: 13 Februari 2024   04:02 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: standard.co.uk)

Lagi pula dalam politik praktis action hanya dapat diwujudkkan melalui jalur opposisi atau pressure group. Inilah yang diharamkan penguasa sehingga kaum yuppies kita pun memilih tidak berpolitik praktis, dalam arti tidak memilih partai di luar pemerintah, agar mereka tetap bisa survive.

Sedangkan jalur fisik tentulah tidak akan ada lagi kesempatan bagi banyak orang untuk menaikkan status sosial karena law enforcement sudah dijalankan sehingga backing-backing-an hampir tidak punya peluang lagi. Hanya segelintir oknum yang masih bisa memanfaatkan kedudukannya sebagai backing. Ada yang berperan sebagai petugas keamanan (bodyguard) dan ada pula yang bertindak sebagai 'alibaba' dengan mencantumkan namanya dalam susunan pengurus suatu perusahaan.

Kalau memang mereka memanfaatkan jalur politik sebaiknya ada pergeseran (nilai) dalam diri mereka. Hal ini sudah mulai tampak di beberapa negara.

Selama ini mereka dikenal sebagai yuppies yang melupakan akar budaya dan visi sosial dan hanya menikmati ''keberhasilannya''. Seolah-olah mereka merasa ''keberhasilan'' itu hanya karena kerja keras mereka.

Belakangan mereka mulai mempertimbangkan visi sosial dalam kehidupannya dan mulai menyadari bahwa ''keberhasilan'' itu mereka capai berkat kerja sama dan bantuan orang lain. Pendidikan, agama, dan kebudayaan mulai mereka jadikan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

Gejala ini merupakan suatu proses pematangan diri di kalangan kaum yuppies. Mereka kemudian dikenal sebagai yippies (young idealistic upwardly profesionals).

Apakah juga yuppies di Indonesia akan beranjak ke yippies? Kita tunggu (saja)!

* Penulis seorang pengamat masalah sosial kemasyarakatan yang tinggal di Jakarta.

[Artikel ini pertama kali dimuat di Harian "Jayakarta", Jakarta, 1997, berdasarkan wawancara dengan antropolog Prof Dr Parsudi Suparlan dan psikolog UI Sartono Mukadis (keduanya almarhum)].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun