Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

HIV/AIDS pada Ibu Rumah Tangga Terbanyak Ketiga di Kab. Kediri

18 September 2018   22:55 Diperbarui: 18 September 2018   22:56 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: candlelightmemorial.org)

Miris Sekali, Penderita HIV -- AIDS Meningkat Didominasi Pekerja Seks. Ini judul berita di duta.co (17/9-2018). Judul berita ini sama sekali tidak berpijak pada fakta medis terkait dengan epidemi HIV/AIDS. Ini terjadi di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Pertama, HIV/AIDS pada pekerja seks komersial (PSK) tidak tiba-tiba muncul, tapi al. ditularkan oleh laki-laki pengidap HIV/AIDS melalui hubungan seksua tanpa kondom. Bisa sebelum jadi (PSK) ditularkan oleh pacar atau suami, tapi bisa juga seorang PS pengidap HIV/AIDS tertular dari laki-laki yang mereka layani secara seksual.

Kedua, dalam kehidupan sehari-hari laki-laki yang menularkan HIV kepada PSk bisa sebagai seorang remaja, pemuda, lajang, duda atau suami. Nah, di masyarakat mereka, terutama suami, jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS secara horizontal terutama melalui hubungan seksual di dalam dan di luar nikah.

Ketiga, kalau istri-istri mereka tertular HIV/AIDS, maka ada pula risiko penularan secara vertikal dari ibu-ke-bayi yang dikandungnya kelak. Celakanya, tidak ada regulasi yang komprehensif dan sistematis untuk mendeteksi HIV/AIDS pada ibu-ibu rumah tangga yang hamil.

Keempat, ada ratusan bahkan ribuan laki-laki 'hidung belang' yang berisiko tertular HIV/AIDS karena mereka melakukan hubungan seksual dengan PSK pengidap HIV/AIDS. Ini terjadi karena tidak bisa dikenali PSK yang mengidap HIV/AIDS dari fisiknya.

Kelima, dalam kehidupan sehari-hari laki-laki yang menularkan HIV kepada PSK bisa sebagai seorang remaja, pemuda, lajang, duda atau suami. Nah, di masyarakat mereka, terutama suami, jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS secara horizontal terutama melalui hubungan seksual di dalam dan di luar nikah.

Keenam, kalau istri-istri mereka tertular HIV/AIDS, maka ada pula risiko penularan secara vertikal dari ibu-ke-bayi yang dikandungnya kelak. Celakanya, tidak ada regulasi yang komprehensif dan sistematis untuk mendeteksi HIV/AIDS pada ibu-ibu rumah tangga yang hamil.

Enam hal di ataslah yang jadi persoalan besar dalam epidemi HIV/AIDS di Indonesia. Celakanya, tidak ada program yang komprehensif untuk menanggulangi masalah enam poin di atas. Itu artinya penyebaran HIV/AIDS terus terjadi secara diam-diam di masyarakat Kab Kediri.

Disebutkan dari tahun 2017 sampai Juni 2018 Dinkes Kab Kediri mendeteksi 390 kasus HIV/AIDS baru. Dari jumlah ini 28,8 persen adalah pekerja seks komersial (PSK).

Kalau saja wartawan dan narasumber berita lebih jeli menempatkan data terkait dengan epidemi HIV/AIDS, maka HIV/AIDS pada PSK adalah masalah besar, karena banyak laki-laki dewasa, bahkan yang beristri, jadi pelanggan PSK. Itu artinya akan banyak pula ibu rumah tangga yang berisiko tertular HIV/AIDS.

Disebutkan dalam berita: Kini pihaknya masih gencar melakukan sosialisasi terkait pencegahan penularan HIV-AIDS kepada masyarakat.

Sosialisasi sudah dilakukan sejak awal epidemi, tapi karena selalu dibumbui dengan moral maka informasi HIV/AIDS pun bukan lagi fakta medis tapi berubah jadi mitos (anggapan yang salah). Misalnya, mengait-ngaitkan penularan HIV/AIDS dengan PSK, lokalisasi, homoseksual, zina, dll.

Padahal, penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual (di dalam dan di luar nikah (sifat hubnngan seksual) terjadi karena kondisi hubungan seksual yaitu salah satu adau dua-duanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom.

Lagi pula insiden infeksi HIV baru terus terjadi melalui hubungan seksual laki-laki dewasa dengan PSK. Celakanya, transaksi seks yang melibatkan PSK tidak lagi dilokalisir sehingga tidak bisa dilakukan intervensi. Dengan data jumlah kasus HIV/AIDS di Kab Kediri terbanyak ketiga terdeteksi pada ibu rumah tangga (16,4 persen) menunjukkan suami-suami mereka bisa jadi adalah pelanggan PSK.

Maka, tanpa program yang konkret insiden infeksi HIV/AIDS baru akan terus terjadi di Kab Kediri yang kelak bermuara pada 'ledakan AIDS'. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun