Tanya Jawab AIDS No 1Â /September 2018
Pengantar. Tanya-Jawab ini adalah jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikirim melalui surat, telepon, SMS, dan e-mail. Jawaban disebarluaskan tanpa menyebut identitas yang bertanya dimaksudkan agar semua pembaca bisa berbagi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Tanya-Jawab AIDS ini dimuat di: "AIDS Watch Indonesia" (http://www.aidsindonesia.com) dan kompasiana.com/infokespro. Yang ingin bertanya, silakan kirim pertanyaan ke Syaiful W. Harahap, melalui: (1) Telepon (021) 8566755, (2) e-mail: aidsindonesia@gmail.com, (3) SMS 08129092017, dan (4) WhatsApp: Â 0811974977. Redaksi.
*****
Tanya:Â
(1). Kalau seorang laki-laki melakukan hubungan seksual pertama kali dengan perawan, kemudian ganti-ganti pasangan seks lagi dengan 20 perawan atau perempuan yang baru pertama kali seks dengan perjaka, apakah bisa terinfeksi HIV/AIDS?
(2). Kalau seorang laki-laki melakukan hubungan seksual ganti-ganti pasangan dengan 20 perempuan yang belum pernah kena HIV/AIDS, apakah bisa tertular HIV/AIDS?
(3). Kalau 20 perempuan perawan atau yang belum pernah kena HIV/AIDS tadi seks dengan laki-laki lain, apakah bisa kena HIV/AIDS?
Via SMS (28/8-2018)
Jawab: (1) Penularan HIV/AIDS tidak hanya melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah, tapi juga melalui cara-cara lain (faktor risiko), yaitu: (a) Melalui transfusi darah yang tidak melalui skirining HIV, (b) Melalui jarum suntik pada penyalahguna narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya) secara bersama-sama dengan bergantian, (c) Melalui alat-alat kesehatan yang bisa menyimpan darah, (d) Melalui angkok organ tubuh yang tidak diskirining HIV, dan (e) Melalui air  susu ibu (ASI).
Di sebuah pusat rehabilitasi narkoba di Bogor, Jawa Barat, seorang mahasiswa terdeteksi mengidap HIV/AIDS (awal tahun 1990-an). Mahasiswi ini seorang perawan. Ternyata dia tertular HIV/AIDS melalui jarum suntik narkoba karena dia menyuntikkan narkoba dengan teman-temannya secara bergantian jarum suntik. Karena salah satu dari mereka mengidap HIV/AIDS, maka jarum suntik jadi media penyebaran HIV/AIDS di antara mereka.
Itu artinya keperawanan tidak jadi jaminan seseorang tidak mengidap HIV/AIDS. Begitu juga dengan seorang perjaka tidak jaminan bebas HIV/AIDS karena bisa saja tertular melalui cara-cara di luar seks seperti yang dijelaskan di atas.